Penyebaran informasi yang kurang kredibel tentang suatu penyakit juga dapat memicu sikap self-diagnosis, menjadi salah satu indikator meningkatnya kasus gangguan jiwa di masyarakat.
Ray menyatakan bahwa sebanyak 82 persen responden, termasuk akademisi, psikolog, dokter spesialis, praktisi kesehatan masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sosio-antropolog, dan budayawan, menganggap isu kesehatan jiwa sangat penting.
Tim peneliti kedokteran komunitas menilai bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis bersama para ahli kesehatan dan sosio-antropolog untuk mengatasi dampak negatif pemanfaatan media sosial dan informasi dunia maya terhadap kesehatan anak muda.
Hal ini dianggap penting karena anak muda dianggap sebagai aset yang harus dilindungi sebagai modal untuk mencapai target Indonesia emas 2045. (ant)