FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengindikasikan bahwa figur Kaesang Pangarep berperan penting dalam meningkatkan elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Selain itu, efek "coattail" dari Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto, juga turut berkontribusi.
Pasangan ini juga didukung milenial 52 persen, itu saya kira salah satu indikasi bahwa para pemilih Gibran dalam hal ini juga tertarik juga dengan PSI," yang disampaikan dalam keterangan tertulis di Jakarta pada hari Rabu.
Selain itu, strategi kampanye PSI yang mengusung karakteristik anak muda turut menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan elektabilitas. Menurut Usep, PSI memahami dengan baik karakteristik pemilih muda yang mencakup 52 persen dari populasi di bawah 45 tahun.
"Mereka memahami persis soal karakter anak muda, 'kan kita tahu juga anak muda ini yang di bawah 45 tahun itu 52 persenan, itu angka yang cukup tinggi. PSI tahu karakternya," ungkapnya.
Usep menekankan bahwa generasi muda cenderung bosan dengan kampanye yang terlalu serius, dan PSI telah berhasil menangkap esensi ini dengan mengusung gaya kampanye yang riang gembira.
"Dia (anak muda) tidak suka dengan gaya politisi yang membosankan yang terlalu serius. Makanya, tagline mereka 'kan berpolitik dengan riang gembira, lalu kemudian gaya-gayanya juga begitu," tambahnya.
Lebih lanjut, Usep mencatat bahwa gaya kampanye yang disukai oleh anak muda selaras dengan figur terkenal dan unik seperti Kaesang. Ini juga sejalan dengan popularitas Presiden Jokowi yang memiliki banyak dukungan dari kalangan milenial.
"Nah, itu saya kira faktor-faktor yang mungkin PSI ini agak melejit di antara partai-partai baru, dan itu terlihat setelah ada perubahan yang cukup signifikan ketika mendukung Prabowo-Gibran, lalu Kaesang menjadi ketua, kemudian cara berkampanye yang relatif sesuai dengan karakter anak muda," paparnya.
Survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan perubahan dinamis dalam elektabilitas partai politik.
Meskipun masih berada di belakang partai-partai besar seperti PDI Perjuangan dan Gerindra, PSI berhasil keluar dari zona 1 persen, mencapai 2,3 persen. Hasil ini menempatkan PSI di posisi lebih unggul dibandingkan dengan beberapa partai lainnya.
Survei dari Populi Center juga mencatat peningkatan terus-menerus dalam elektabilitas PSI, bahkan mengungguli partai seperti Perindo.
Dalam survei tersebut, PSI memimpin di antara partai debutan dan non-parlemen dengan elektabilitas 2,6 persen, sedangkan Perindo hanya mencapai 1,6 persen. Data ini mencerminkan posisi PSI sebagai salah satu partai yang berpotensi melebihi ambang batas parlemen. (ant)