FAJAR.CO.ID — Asal muasal kehidupan Sulawesi Selatan seringkali dikaitkan dengan kedatangan To Manurung. To Manurung biasanya merupakan penyebutan bagi suku Bugis. Sedangkan bagi suku Makassar lebih dikenal dengan Tumanurung.
To Manurung atau Tumanurung merujuk pada orang yang turun dari langit untuk memimpin di bumi.
Hampir seluruh daerah di Sulsel menggambarkan kehadiran To Manurung dalam kehidupan awal daerahnya.
To Manurung diutus untuk memperbaiki kehidupan manusia yang tengah dilanda kekacauan atau dalam kehidupan Bugis disebut Sianre Bale Taue yang artinya orang saling makan atau bisa saling membunuh seperti ikan.
Sebelum datangnya To Manurung, ada yang disebut gaukeng dalam bahasa Bugis atau gaukang dalam bahasa Makassar. Gaukeng bisa dalam bentuk apa saja.
Bisa dalam bentuk batu, pohon maupun bentuk lainnya. Bagi yang menemukannya akan dipercaya menjadi pemimpin di sebuah wilayah. Hingga muncullah komunitas gaukeng.
Berdasarkan tradisi lisan, komunitas gaukeng mulai meluas. Hingga wilayah tersebut tak mampu lagi menampung kebutuhan komunitas tersebut.
Sehingga bagian per bagian dari batu dibagi untuk mendirikan komunitas baru di wilayah lain. Selama waktu berjalan, antar komunitas gaukeng saling berselisih utamanya dalam memperebutkan tanah dan air.
Di sinilah muncul yang namanya To Manurung, untuk menyelesaikan perselisihan yang tak bisa lagi terhindarkan.
Sejarawan, Leonard Y Andaya menggambarkan episode “terakhir” I La Galigo, yang disebut sebagai periode tujuh atau sebagian mengatakan 77 generasi ketika rakyat tak punya pemimpin.
Dalam sebuah epos Bugis dari Luwu itu, jauh sebelumnya para dewa berkuasa di dunia atas dan dunia bawah.
Dewa dunia atas, Dewa Patotoe atau sang penentu takdir mengutus anaknya, Batara Guru untuk turun ke bumi.
Sedangkan Dewa dunia bawah juga mengutus anaknya We Nyilitimo. We dalam Bugis biasanya digunakan untuk penyebutan perempuan.
Batara Guru dan We Nyilitimo akhirnya menikah dan memiliki keturunan. Dalam cerita I La Galigo, sudah ada manusia yang menghuni bumi saat dewa turun. (selfi/fajar)