Selain menjangkau guru-guru di pelosok negeri, kata Inung, ke depan pendirian Universitas Islam Siber ini juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama. "Nah, ini kami siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah, tetapi kualitas tetap terkontrol," ujarnya.
Inung menjelaskan ada sembilan studio di UIN Syekh Nurjati dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Menurut Inung, kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak 2 tahun lalu dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serbadigital.
Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Ditjen Pedidikan Islam Kemenag Thobib Al-Asyhar mengatakan pendirian kampus siber ini merupakan salah satu program prioritas Kemenag.
"Kampus tersebut didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, dan perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital," pungkasnya. (ant/jpnn/fajar)