Kuliah Umum di Stanford University, Jokowi Paparkan Ancaman Perubahan Iklim dan Transisi Energi

  • Bagikan
Presiden Jokowi memberikan kuliah umum mengenai ancaman perubahan iklim di Stanford University, San Francisco, Amerika Serikat. (Instagram @Jokowi)

Menanggapi pendanaan iklim, Jokowi menekankan perlunya pendekatan yang membangun daripada membebani. Presiden mencatat bahwa pendanaan iklim masih mengikuti pola bisnis konvensional, seperti lembaga keuangan komersial.

Jokowi berpendapat bahwa pendanaan harus lebih bersifat membangun, bukan berbentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin dan berkembang. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memaparkan upaya Indonesia dalam melakukan transisi energi, salah satunya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebut berada di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 192 megawatt, sekaligus yang terbesar di Asia Tenggara. Kepala Negara merinci bahwa kedepan, Indonesia akan terus melakukan inisiatif serupa untuk menjaga lingkungan dan mendorong transisi energi.

Misalnya, di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang diharapkan menjadi kota pintar berbasis hutan dengan penggunaan energi hijau dari matahari dan air. Jokowi menutup pidatonya dengan mengundang mahasiswa Stanford University untuk mengunjungi IKN.

Presiden berharap kunjungan tersebut dapat memberikan pemahaman langsung tentang pembangunan kota pintar berkelanjutan. "Mungkin di sana bisa melakukan riset kilat dan belajar tentang sisi keberlanjutan dalam membangun sebuah green city," tandasnya.

Dengan komitmen nyata dan langkah-langkah konkret, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi terus berperan aktif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Serta memajukan transisi energi demi keberlanjutan bumi yang kita cinta. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan