FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel akan membangun SMK Hortikultura khusus program studi Budidaya Pisang di Kabupaten Bone.
Kadis Pendidikan Sulsel, Iqbal Najamuddin, menyampaikan, pihaknya menyiapkan anggaran Rp15-17 Miliar.
“Adapun anggaran sekitar Rp15-17 Miliar,” kata Iqbal kepada wartawan, Kamis, (16/11/2023).
Spesifik sekolah nantinya akan dilengkapi ruang kelas, ruang prasarana praktik, laboratorium holtikultura jaringan, pembibitannya dalam satu kompleks,
Dia menjelaskan terkait rencana ini, untuk memastikan pengembangan budidaya pisang berkembang di Sulsel.
"Jadi konsepnya itu sekolah vokasi, tapi program studinya itu budidaya pisang sebagai program studi andalannya," jelasnya.
Hadirnya SMK ini untuk mengawal bagaimana budaya pisang utamanya cavendish berkembang.
Lanjutnya, tenaga pengajar akan direkrut dari guru sesuai program studi yang ada dari latar belakang pertanian.
"Dari latar belakang yang paham. Kami juga akan kerjasama dengan Unhas, karena di sini sudah berjalan," ujarnya.
Hal yang telah dipersiapkan termasuk sosialisasi akan hadirnya sekolah vokasi ini.
"Bulan ini telah dipersiapkan informasinya akan ada sekolah ini. Sehingga sudah bisa melihat potensi siswa didik yang akan masuk untuk tahun 2024/2025. Karena sekolah ini dibangun tahun depan," pungkasnya.
Target pembangunan sekolah ini bisa berdiri dalam 1-3 bulan awal tahun 2024.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel menyatakan, dengan begitu tidak perlu lagi sarjana untuk menghasilkan milyarder pisang.
“Jadi saya tidak perlu sarjana untuk menghasilkan milyarder pisang. Cukup dengan SMK saja. Dua langkah saja,” tuturnya.
Dengan begitu, SMK Holtikultura spesialis pisang tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia.
Bahkan Bahtiar mengajak Guru Besar Unhas untuk jadi kepala sekolah di SMK tersebut.
“Saya akan bikin SMK pertama di Indonesia, satu-satunya SMK Holtikultura spesifik pisang. Saya mau cari dosen Unhas yang Professor yang bisa jadi kepala sekolahnya. Dan saya bayar dia. Kita pun SMK harus bertanding sama kampus. Dengan kita bertanding seperti ini, bagus. Kita bertanding untuk kebaikan. Boleh nggak SMK mengalahkan kampus, bisa. Di dunia ini sudah begitu. Tidak harus orang ke kampus dulu baru jadi orang hebat,” jelasnya.
Menurutnya, sejatinya kampus hanya tempat melatih penalaran saja. Semakin banyak bacaannya, kemampuan nalarnya bagus. Dan kemampuan bernalar ini bagaimana diwujudkan untuk memperbaiki lingkungan alam dan mengubah untuk menjadi kemaslahatan dan kemanfaatan bagi umat manusia dan termasuk diri sendiri dan keluarga. (selfi/fajar)