"Seperti kita ketahui, bahwa Pemilu 2019 telah menyebabkan terjadinya pembelahan yang sangat tajam. Dan ide kita untuk terjadinya rekonsiliasi diterima Presiden. Artinya pasangan Prabowo-Gibran adalah melanjutkan semangat rekonsiliasi dan legacy Presiden Jokowi," katanya.
Sebelum menghadiri konsolidasi partai KIM, Anis Matta pada sore harinya menyempatkan diri menggelar silahturahmi dengan struktur dan kader Partai Gelora se-Sumatera Utara.
Silahturahmi ini juga dihadiri Bendahara Umum Partai Gelora Achmad Rilyadi dan beberapa pengurus DPN Partai Gelora, serta Ketua DPW Partai Gelora Sumut Muhammad Hafez.
Anis Matta dalam arahannya mengatakan, bahwa dunia akan terjadi peristiwa besar dalam kurun waktu 2024-2027. Peristiwa besar itu, akan membuat situasi dunia semakin tidak terkendali akibat krisis, dimana salah satu faktor pemicunya ditentukan perang di Palestina saat ini.
"Saya ingin mengatakan, bahwa krisis ini akan memasuki tahun-tahun yang sangat berbahaya diantara tahun 2024-2027. Palestina ini akan menjadi salah satu faktor yang menentukan jalannya peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi," kata Anis Matta.
Anis Matta mengatakan, semua prediksi yang dia sampaikan jauh-jauh hari sebelumnya mengenai awal mula krisis hingga terjadinya perang supremasi, semua terbukti kebenarannya.
"Inilah alasan mengapa Partai Gelora harus menjadi pemenang dalam Pemilu 2024, karena itu kita harus masuk dalam kekuasaan dan memimpin negara di saat dunia sedang kacau," katanya.
Menurut Anis Matta, hal ini juga yang mendasari, Partai Gelora mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024