FAJAR.CO.ID -- Apakah sering tidur dengan lampu menyala? Mungkin saatnya untuk mempertimbangkan kebiasaan tidur Anda.
Sebuah studi terbaru menyoroti dampak negatif tidur dengan cahaya pada kesehatan. Termasuk peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan hipertensi.
Dilansir dari gradyhealth.org pada Sabtu (18/11), sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep melibatkan 552 partisipan berusia 63-84 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa kurang dari separo dari mereka tidur dalam kegelapan selama minimal lima jam setiap hari.
Yang mengejutkan, peserta yang terpapar cahaya lebih banyak di malam hari cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes, obesitas, atau hipertensi.
Cahaya, bahkan dalam jumlah kecil, dapat mengganggu tidur dan berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan.
Melindungi kualitas tidur dari polusi cahaya menjadi penting.
Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan sederhana yang dapat diterapkan:
- Matikan TV dan hindari cahaya berlebihan di kamar tidur saat tidur.
Jauhkan perangkat elektronik dari tempat tidur, terutama sebelum tidur, karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin.
- Gunakan tirai jendela atau tirai yang dapat memblokir cahaya untuk menciptakan suasana gelap di kamar tidur.
Jika perlu, gunakan masker tidur untuk membantu meredam cahaya. Mematikan lampu sebelum tidur bukan hanya masalah kenyamanan.
Ini berkaitan erat dengan kesehatan. Tidur dengan lampu menyala dapat memengaruhi pola tidur, menyebabkan tidur yang lebih singkat, dan berkontribusi pada berbagai masalah Kesehatan.
Seperti depresi, kegemukan, kecelakaan, dan peningkatan risiko penyakit kronis.
- Cahaya dan Siklus Tidur
Paparan cahaya di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, mengurangi produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Tidur yang terganggu dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit kronis.