Empat Kader Berebut Tiket Pilgub Sulsel, DPP Golkar Beri Tugas Berat

  • Bagikan
Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin, Indah Putri Indriani dan Adnan Purichta Ichsan
Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin, Indah Putri Indriani dan Adnan Purichta Ichsan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pasca keluarnya rekomendasi sementara terkait nama calon Gubernur di internal Golkar, para kandidat mulai optimis. Mereka semua yakin bisa memenangkan perebutan tiket Pilgub dari DPP.

Diketahui, berdasarkan surat yang dikeluarkan DPP Golkar nomor Sund-308/GOLKAR/XI/2023, tertanggal 16 November 2023.

Surat ini ditandatangani langsung oleh Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus dengan NAPD 3175042707570006, juga Wakil Ketua Umum Ahmad Doli Kurnia Tandjung, dengan NAPG : 3201022607710004 beserta stempel.

Dalam surat tersebut, ada empat nama masuk bursa calon Gubernur partai berlambang Beringin itu. Mereka adalah Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dan mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

Dari empat nama itu, Taufan Pawe dinilai punya tugas yang lebih berat dibanding yang lainnya. Sebab dia diberi tanggung jawab untuk memenangkan Golkar di Pileg, khususnya Sulsel, memenangkan Prabowo-Ganjar, dan meningkatkan capaian jumlah kursi DPR RI.

Meskipun begitu, dia tetap optimis menatap Pilgub Sulsel 2024. Bahkan, dia percaya diri Golkar mampu mengusung kandidat sendiri tanpa koalisi.

Hal itu bakal ia wujudkan lewat skenarionya. Teknik dan taktiknya sudah dipersiapkan, termasuk juga dengan gerakan terukur yang dilakukan di semua basis.

"Tren kursi Golkar kan menurun. Pemilu 2019 itu cuma dapat 13 kursi, ini tidak cukup untuk mengusung kader maju pilgub. Makanya saya target dapat 17 kursi, supaya bisa mengusung kader sendiri meski tanpa koalisi,” kata dia.

Sejumlah daerah juga sudah digarap. Termasuk mengkapling daerah tertentu yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah. DPD di daerah tersebut diminta untuk memaksimalkan pekerjaan elektoral.

"Saya tentu bertanggung jawab untuk itu dan saya dapat tugas untuk memastikan itu dari DPP. Sehingga, mereka ini punya tanggung jawab elektoral juga,” terangnya.

TP juga akan fokus bekerja di Pileg lebih dulu. Dia bakal optimalkan kesempatan ini untuk membuka pintu selebar mungkin baginya agar mendapat tiket Pilgub dari DPP.

"Tentu saya akan fokus Pileg dulu. Tetapi itu tidak mengurangi cita-cita saya untuk putar balik mengabdi kepada masyarakat Sulsel. Kita lihat saja, doakan saya bisa duduk di Senayan dulu, setelahnya tunggu instruksi DPP, apakah saya menjemput takdir di Senayan atau di Gubernuran,” bebernya.

IAS juga tidak mau kalah. Dia mengaku sudah berkeliling untuk menyampaikan niatnya menjadi Gubernur Sulsel kepada masyarakat. Itu sudah dilakukan satu tahun lebih, sehingga tidak ada alasan baginya untuk tidak maju.

"Jadi jangan tanya lagi saya mau maju Pilgub atau tidak. Di internal Golkar itu punya porsi semua,” ujarnya kepada FAJAR.

Pada saatnya nanti, kata dia, juga akan tetap ikut mendaftar sebagai calon Gubernur Sulsel di internal partai. Sebab menurutnya, sudah cukup banyak biaya yang dikeluarkan.

"Pastilah saya daftar. Sudah satu tahun setengah lo saya jalan. Keliling itu tidak pakai kertas, biaya bensin, dan lain-lain itu lumayan besar. Minimal tiga sampai empat kali satu kabupaten setiap bulan. Orang yang belum jalan saja sudah bilang mau maju. Apalagi saya yang sudah banyak keluar biaya,” lanjutnya.

Bahkan IAS mengaku akan berjuang habis-habisan merebut tiket Pilgub. Namun jika pada akhirnya DPP menugaskan nama lain, dia juga akan menerima dan tidak akan melawan perintah partai.

"Kalau pada akhirnya Golkar menugaskan figur lain ya tidak apa-apa. Golkar kan begitu, rekrutmen awal selalu kader. Nanti dilihat, dari sekian banyak kader itu siapa yang punya elektoral. Kemudian nanti disandingkan dengan orang luar (Golkar),” bebernya.

Dengan begitu, dia hanya ingin fokus saja bekerja untuk elektoral partai dan pribadinya. Selebihnya akan diserahkan kepada DPP, apakah mengusungnya, menugaskan kader lain, atau justru kader partai lain.

"Jadi masih panjang. Kalau yang beredar itu memang masih internal,” kata dia.(*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan