FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Arief R Pabettingi kembali mendapat amanah sebagai ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar. Pelantikannya sebagai ketua akan dilaksanakan pada Selasa, 28 November 2023 mendatang.
Ketua GPEI Sulselbar Arief R Pabbentingi saat dikonfirmasi, Kamis, 23 November, mengatakan, pelantikan dan pengukuhan pengurus akan dilakukan langsung oleh Ketua Umum DPP GPEI, Benny Soetrisno. Pelantikan dijadwalkan pada Selasa, 28 November 2023 di Sandeq C Ballroom Hotel Claro.
Pelantikan ini merupakan untuk periode kedua Arief R Pabenttingi. Pengusaha ekspor ini diamanahkan menakhodai Asosiasi yang mewadahi seluruh perusahaan ekspor yang ada di wilayah Sulselbar.
Kegiatan tersebut juga rencananya akan dihadiri langsung oleh Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Sebagai rangkaian dari kegiatan tersebut juga akan diselenggarakan Panel Dialog yang membahas topik "Potensi Peningkatan Ekspor Sulsel Menuju Pasar Global" yang akan dipandu langsung oleh Arief R Pabenttingi.
Arief R Pabettingi kepada fajar.co.id menyampaikan bahwa Ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai pulih. Setelah jeblok usai dihantam Pandemi Covid-19. Nilai ekspor terus bertambah, pengekspor baru pun mulai bermunculan.
“Tahun 2023 mulai terjai peningkatan. Selama dua tahun memang sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelum pandemi,” kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Kamis (23/11/2023) melalui telepon WhatsApp.
Selama 2022 ekspor Sulsel mencapai US$2,3 miliar atau setara Rp35 triliun. Angka ini mengalami peningkatan 40,63 persen jika dibanding ekspor 2021 yang hanya US$1,6 miliar atau setara Rp24,48 triliun.
Lalu untuk 2023, ekspor Sulsel cenderung stabil jika dilihat dari trennya. Januari, US$210,96, Februari US$197,46, Maret US$194,29, dan April US$171,33.
Kemudian Mei US$188,42, Juni US$157,78, Juli US$172,88, dan Agustus US$188,05.
“Ini terjadi karena terjadi pergerakan masyarakat dalam hal penggerakan perekonomian,” bebernya.
“Sektor komoditi di Sulsel itu tidak jauh dari komoditi andalan. Antara lain nikel, rumput laut, kakau, ikan olahan, karet, merica, dan ikan ikan fresh atau pun yang lain,” tambahnya.
Ada, namanya Pak Munir, itu PT Citra Surya Cemerlang, perikanana. Terus ada PT Cocomit Sulawesi, kelapa dan turunannya. Semua itu pelaku hsaha ekapor yang baru.
Saat ini, Arief menyebut ada sekitar 75 pelaku ekspor yang aktif menjajakan barangnya ke luar negeri. Angka ini sebenarnya menurun dibanding pada tahun pandemi. Namun meningkat jika dibandingkan tahun-tahun saat pandemi.
“Ada sekitar 75-an. Ini sedikit menurun pada sebelum pandemi yang 100-an. Memang ada penurunan, itu tentunya dampak Corona itu berlangsung banyak memengaruhi pelaku usaha, bahkan ada yang menutup bisnisnya,” jelasnya.
Meski begitu, beberapa pengekspor pendatang baru, kata dia, mulai terlihat. Hal tersebut, menurutnya dipicu perkembangan teknolgi informasi yang makin masif.
“Pada saat pandemi kemarin terjadi penurunan pelaku usaha (ekspor). Tapi tahun ini bermunculan kembali pelaku usaha yang konsisten maupun yang baru. Itu saya lihat didominasi oleh importir milenial,” terangnya.
Ia mencontohkan, PT Citra Surya Cemerlang, perusahaan yang baru melakukan ekspor di sekror perikananan. Selain itu ada PT Coconut Sulawesi, perusahaan yang mengekspor produk kelapa dan turunannya.
“Ini mungkin karena sistem perekonomian yang sangat diperangaruji dan teknologi komunikasi yang memudahkan berinteraksi,” imbuhnya.
Ke depannya, ia berharap ekspor Sulsel makin menggeliat. Nilai ekspor makin meningkat, dan pelaku usaha makin banyak.
“Keinginannya kita perekonomian terus stabil. Sehingga muncul kontrak-kontrak baru yang tentunya menopang perdagangan di 2024. Kita sangat bergarap dunia ekspor 2024 aman-aman saja.
Pasalnya, kata dia, kondisi politik luar negeri saat ini menghawatirkan. Karena adanya perang Rusia-Ukraina, kemudian ketegangan Amerika dan China.
“Itu bisa jadi penghambat jika sentimen ke beberapa negara itu tidak turun," tandasnya. (Sae-Arya/Fajar)