"Apalagi kalau bicara kepemimpinan, ada tiga kriteria yang harus dipenuhi. Pertama punya editorial, nilai kinestesis, dan keberpihakan. Editorial itu membaca dan mendengar,” imbuhnya.
Kemudian, kinestesis dinilai berkaitan erat dengan sikap kepedulian pemimpin kepada masyarakat. ”Pak Ganjar selalu memastikan secara langsung dengan turun ke lapangan, melihat kondisi yang ada. Dia blusukan dan peduli,” terangnya.
Lokasi Strategis
Makassar dinilai sebagai lokasi yang paling strategis untuk menggelar debat kandidat. Selain sebagai pusat kegiatan Sulawesi Selatan, juga menjadi pintu gerbang untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Iqbal Arifin juga mengakui itu. Bahkan kata dia, Sulsel menjadi salah satu wilayah dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Sehingga, tidak salah jika menempatkan Makassar sebagai salah satu venue debat kandidat Capres-Cawapres.
"Kota Makassar sangat strategis menjadi lokasi debat. Karena kalau ditinjau dari segi jumlah pemilih, Sulsel masuk 10 besar. Elektoral juga merata. Jadi battle ground Pilpres di KTI itu ada di Sulsel, tentu saja Makassar porosnya,” ungkapnya.
Ketua Bappilu DPD I Golkar Sulsel Lakama Wiyaka, menegaskan, Makassar tidak hanya strategis dari segi wilayah, tetapi juga dari segi kualitas pendidikan. Sehingga, untuk melahirkan pemilih cerdas, Makassar cukup strategis.
”Makassar ini bukan cuma representasi wilayah KTI. Di sini juga kualitas pendidikan bagus, tidak kalah kok sama Jawa. Jadi untuk melahirkan pemilih cerdas, Makassar bisa jadi tempat strategis,” ujarnya.