Ketika Jepang dijatuhi bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, Kaisar Jepang bukan mencari tentaranya, tetapi yang dicari berapa sisa guru. Guru ditempatkan sebagai pekerjaan paling mulia dan mendapatkan perhatian tinggi.
Guru juga akan mengalami tantangan baru karena dihadapkan pada teknologi. Memunculkan sumber pembelajaran baru, seperti YouTube, Google dan Wikipedia, terdapat "guru" di handphone. Hadir dengan metode baru, e-learning dan dengan orang bisa belajar sendiri.
"Oleh karenanya kawan-kawan guru juga tidak boleh berdiam diri, harus mengikuti perkembangan. Karena perkembangan teknologi yang baru, bisa jadi mengambil alih profesi guru jika guru tidak memperbaiki kualitas diri," jelasnya.
Ia menilai ada perbedaan pendidikan Indonesia dengan luar negeri. Indonesia punya karakter budaya yang tidak dimiliki bangsa lain.
"Kalau di Sulsel kita ada Bugis, Makassar, Tana Toraja dan Mandar. Kita boleh belajar nilai umum, nilai universal tapi nilai lokal yang mengikat kita, mohon diketahui juga. Jadi penting pada waktu yang sama kita juga menjadi bagian peradaban dunia yang selalu menebarkan kesejukan, perdamaian dan kita bagian dari sistem hidup dunia," ucapnya.
"Begitulah guru baru yang harus hari ini dan ke depan yang kita harapkan dapat menghadapi tantangan baru, Indonesia baru dan rakyat membutuhkan guru-guru generasi baru dengan mengikuti perkembangan peradaban dunia tanpa meninggalkan cita rasa sebagai bangsa Indonesia," pungkasnya. (selfi/fajar)