Jubir Hasan Nasbi Curiga Ada yang Ingin Prabowo Subianto-Gibran Ubah Strategi Kampanye

  • Bagikan
Pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sempat menuai kritik dan dianggap sebagai kandidat yang menghindari debat publik.

Merespons tudingan dan kritikan itu, Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN), Hasan Nasbi menyebut agenda pasangan tersebut sudah sesuai dengan porsi dan keinginan masyarakat.

“Indonesia ini begitu luas dan beragam sekali penduduknya. Ada yang butuh menguji gagasan, dan ada yang butuh berkenalan dan bertatap muka secara langsung. Jadi harus sesuai porsinya.” jelas Hasan dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Minggu (26/11).

Menurut Hasan, sebagian besar masyarakat hari ini justru ingin bertemu dan bertatap muka. Meskipun datang ke forum akademik sudah dijalani.

"Tapi di luar itu Prabowo Gibran tidak bisa melupakan sebagian besar masyarakat yang justru ingin bertemu dan bertatap muka langsung meski sekadar ramah tamah dan bercakap-cakap,” jelasnya.

Menurut Hasan, keingin bertemu tersebut terbukti dari antusiasme masyarakat di steep kunjungan Gibran Rakabuming Raka ke setiap wilayah untuk menyapa masyarakat.

“Minggu lalu di Jambi dan Medan, lalu kemarin di Makassar acaranya penuh dan meriah. Ini membuktikan agenda Mas Gibran sudah sesuai dengan kebutuhan.” terangnya.

Hasan justru mencurigai hal ini dihembuskan sebagai upaya pihak tertentu agar Prabowo-Gibran mengganti strategi kampanye yang sudah efektif tersebut.

“Jangan-jangan karena antusiasme di bawah begitu tinggi, Mas Gibran dituduh begini begitu sebagai upaya pencegahan agar berkurang waktunya untuk turun menyapa masyarakat dibawah.“ tukasnya.

Kendati menganggap turun kebawah sebagai prioritas, Hasan Nasbi juga menyampaikan bahwa Debat Publik juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh Prabowo-Gibran.

“Hari ini, langsung bertemu masyarakay menjadi prioritas, namun debat juga penting untuk beradu gagasan. Termasuk Debat publik non-resmi jika waktunya pas, pasti akan dihadiri. Tapi ada kalanya harus berbagi peran, karena adanya undangan lain. Misalnya seperti di acara Muhammadiyah di Surabaya kemarin.” terangnya. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan