FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif memaparkan, pemadaman listrik di Makassar bertambah menjadi 5-6 jam di tiap wilayah. Hal ini terjadi karena PLTU di Jeneponto bermasalah dan mengalami maintenance.
PT PLN (Persero) terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan menjaga pasokan listrik secara kontinyu di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Adapun Daya Mampu Pasok (DMP) kondisi Normal sistem Sulawesi Bagian Selatan mencapai 2.300 megawatt (MW) dengan kontribusi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 850 MW.
Beban puncak malam hari berada di kisaran 1.800 MW, atau tersedia Reserve Margin 21,7 persen dan ini sebenarnya cukup ideal sebelum terganggu akibat fenomena El Nino.
Pihaknya berdalih, musim kering berkepanjangan telah berdampak terhadap berkurangnya debit air sehingga menyebabkan kemampuan PLTA turun sekitar 75 persen dari 850 Megawatt (MW) menjadi 200 MW.
"Guna menanggung beban keterbatasan daya tersebut, selama ini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menanggung beban yang cukup tinggi sehingga jatuh tempo untuk dilakukan pemeliharaan," ucap Ahmad Amirul Syarif, kemarin.
Saat ini, petugas PLN tengah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pemeliharaan PLTU agar sesegera mungkin dapat kembali beroperasi maksimal guna menopang kondisi Kelistrikan Sistem Sulbagsel.
Diketahui, sistem Kelistrikan Sulbagsel terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu, Poso (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan.