16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Apa Sesungguhnya yang Diperjuangkan?

  • Bagikan
Ilustrasi


FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Masyarakat di berbagai negara tiap tahunnya merayakan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, disingkat 16 HAKTP. Apa itu sebenarnya?

Fajar.co.id mewawancarai Mirayanti Amin, Kepala Divisi Gender Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar. Berikut petikannya:

Apa itu 16 HAKTP?

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau 16 Days of Activism Against Gender Violence itu, kampanye internasional sebagai upaya mendorong penghapusan kekerasan perempuan di seluruh dunia. 

Kegiatan ini digagas oleh Women’s Global Leadership Institute. Dimulai pada tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership. 

Enam belas hari itu mulai tanggal berapa hingga kapan?

Setiap tahun kampanye ini dilakukan mulai tanggal 25 November, yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga  tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Kenapa perlu memperingati 16 HAKTP?

Kampanye 16 HAKTP penting untuk terus digaungkan setiap tahunnya. Ini untuk membangun pemahaman mengenai kekerasan berbabasis gender, momentum dalam merajut solidaritas perempuan baik ditingkat lokal, nasional dan dunia, serta mengkampanyekan identitas perempuan sebagai korban kekerasan dalam setiap ragam isu. 

Kenapa 25 November?

Enam belas hari di HAKTP merupakan rangkaian hari-hari penting yang ditetapkan dan diperingati mulai tanggal 25 November-10 Desember. 

25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Tanggal. Ini dipilih sebagai penghormatan atas meninggalnya Mirabal bersaudara (Patria, Minerva & Maria Teresa) pada tanggal yang sama di tahun 1960 akibat pembunuhan keji yang dilakukan oleh kaki tangan pengusasa diktator Republik Dominika pada waktu itu, yaitu Rafael Trujillo. 

Kemudian 29 November Hari Perempuan Pembela Hak Asasi Manusia atau Women Human Rights Defender (WHRD) Internasional. Lalu 1 Desember Hari AIDS Sedunia. 

Selanjutnya, 2 Desember sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan dan 5 Desember sebagai Hari Internasional bagi Sukarelawan. 

Di 6 Desember sebagai Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan dan 9 Desember sebagai Hari Pembela HAM Sedunia. Kemudian, ditutup dengan 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional.

Rangkaian hari penting ini kerap bias dalam melihat identitas perempuan sebagai kelompok penting. Misalnya, banyak yang masih memisahkan antara hari anti kekerasan terhadap perempuan dengan hari Hak Asasi Manusia. 

Padahal, kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia itu sendiri. Sehingga keduanya tidak bisa dipisah.

Bagaimana peringatan 16 HAKTP di Makassar setiap tahunnya?

Minimnya kesepahaman dalam melihat rangkaian kampanye 16 HAKTP menurut saya menyebabkan kampanye 16 HAKTP di Makassar kerap terpisah (sendiri-sendiri).  

Sebenarnya, ada sisi baiknya. Beberapa titik di Makassar akan ramai dengan beberapa kelompok beragama dengan bisa saja isu yang ragam juga. Hanya saja, simpul kuat dan besar dalam kampanye 16 HAKTP sulit ditemui di Makassar. 

Padahal, pada dasarnya kita melihat sumber kekerasan terhadap perempuan muncul dari masyarakat, negara dan korporat itu sendiri. Jadinya, setiap tahun kampanye 16 HAKTP terbilang sepi, bahkan hanya sedikit yang tahu apa yang dimaksud dengan HAKTP.

Bagaimana 16 HAKTP  di Makassar tahun ini?

Semoga tahun ini semua individu atau kelompok yang mengamini penghapusan kekerasan terhadap perempuan bisa punya ruang bersama untuk bertemu, bertukar cerita perlawanan dan merayakan kemenangan-kemenangan kecil bersama. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan