FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Murka dan keresahan masyarakat atas kebijakan pemadaman listrik bergilir di Kota Makassar dan sekitarnya yang dilakukan PT PLN (Persero) akhirnya tumpah melalui aksi demonstrasi mahasiswa di depan kantor PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, Jalan Letjen Hertasning, Makassar, Selasa (28/11/2023).
Dalam aksi tersebut, para demonstran membakar ban, meneriakkan protes, dan membawa spanduk dengan tuntutan kepada PLN.
Jenderal lapangan Jaringan Aktivis Milenial Sulawesi Selatan, Dwiky, menyatakan aksi protes dilakukan karena pemadaman listrik sangat merugikan masyarakat.
Terutama, kata Dwiky, pengusaha ikan yang memerlukan listrik untuk oksigen ikan bibitnya.
Situasi memanas terjadi setelah beberapa wilayah di kota Makassar mengalami pemadaman listrik.
Massa aksi mengecam PLN dan menuntut kejelasan serta solusi atas masalah tersebut.
"Pemadaman listrik telah memberikan dampak negatif, terutama bagi pelaku UMKM yang bergantung pada pasokan listrik untuk menjalankan usaha mereka," teriak Dwiky dalam orasinya.
Aksi protes ini menjadi sorotan karena mewakili kekecewaan masyarakat terhadap pemadaman listrik dan dorongan untuk mendapatkan solusi dari perusahaan pelat merah tersebut.
Pemadaman listrik di hampir seluruh wilayah di Sulsel sudah terjadi sejak awal September hingga hari ini. Dilakukan secara bergilir di wilayah tertentu nyaris setiap hari.
Pemadaman yang biasanya hanya 4 jam, kini durasinya bertambah menjadi 5-6 jam.