Risiko Terkena Pneumonia, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Anjurkan Vaksin untuk Produksi Antibodi

  • Bagikan
Dokter spesialis penyakit dalam dan travel health expert Eka Hospital BSD yakni dr. Rudy Kurniawan saat memberikan paparan terkait pneumonia dalam acara Health Talk khusus memperingati Hari Diabetes dan Hari Pneumonia yang digelar Eka Hospital dan PT. Pfizer Indonesia di Jakarta, Selasa. ANTARA/Irfan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam dan travel health expert Eka Hospital BSD Tangerang Selatan, dr. Rudy Kurniawan, menyatakan bahwa semua orang memiliki risiko terkena penyakit pneumonia, sehingga sangat disarankan untuk melakukan vaksin.

"Risiko pneumonia meningkat pada bayi di bawah dua tahun dan orang dewasa di atas 50 tahun. Oleh karena itu vaksin pneumonia sangat dianjurkan karena bertujuan untuk memberikan stimulus pada tubuh guna memproduksi antibodi yang dapat melawan bakteri dan virus," kata dr Rudy pada Health Talk khusus memperingati Hari Diabetes dan Hari Pneumonia yang digelar Eka Hospital dan PT. Pfizer Indonesia di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Ia menjelaskan bahwa pemberian vaksin pneumonia sudah menjadi standar yang dikeluarkan oleh International Diabetes Federation sebagai salah satu jenis vaksin yang direkomendasikan untuk penyandang diabetes di seluruh dunia.

Selain vaksin pneumonia, vaksin influenza juga menjadi rekomendasi untuk penyandang diabetes. Ini karena tak jarang pneumonia terjadi akibat infeksi penyakit influenza. Vaksin ini juga biasanya direkomendasikan untuk para traveler yang berencana melakukan perjalanan.

“Baik diabetes tipe satu atau diabetes tipe dua, seseorang dengan diabetes akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun, maka dari itu mereka harus lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannya”, beber dia.

Pneumonia bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, terutama orang-orang yang memiliki faktor risiko gaya hidup seperti merokok, alkoholisme, dan paparan terhadap asap, gas, juga bahan kimia berbahaya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan