FAJAR.CO.ID, GAZA – Hamas dan Israel menuruti desakan banyak pihak. Mereka memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga Rabu, 29 November hari ini. Artinya, Hamas harus melepas lebih banyak tawanan, pun demikian Israel.
Negara yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu itu harus melepas 3 tahanan sebagai ganti tiap satu tawanan yang dilepas Hamas. Kesepakatan tersebut hanya berlaku untuk tawanan yang memiliki kewarganegaraan Israel.
Pada Senin, 27 November malam, Hamas melepas 11 tawanan yang terdiri atas 9 anak-anak dan dua perempuan. Mereka semua berasal dari Nir Oz kibbutz. Di hari yang sama, Israel melepas 33 tahanan asal Palestina.
Aktivis Palestina Ahed Tamimi dikabarkan masuk dalam daftar tahanan yang dibebaskan Israel kemarin, Selasa, 28 November waktu setempat.
Agence France-Presse kemarin melaporkan bahwa kepala intelijen AS dan Israel telah tiba di Qatar.
Mereka akan membahas fase lanjutan dari kesepakatan Hamas dan Israel. Para pejabat dari Mesir juga bakal hadir dalam pertemuan yang dipimpin PM Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani tersebut.
Di Jalur Gaza sendiri, bantuan yang masuk belum mencukupi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Juru Bicara Lembaga Pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Mohamed Adnan Abu Hasna mengungkap bahwa di kamp pengungsi Nuseirat orang-orang mengantre di pompa bensin terakhir yang masih berfungsi. Selama blokade, masyarakat menggunakan kayu untuk memasak dan menghangatkan diri.
’’Ambulans juga antre berharap bisa terisi (BBM). Kami dapat memastikan bahwa 100 truk memasuki Gaza Utara hari ini dan beberapa pabrik desalinasi air dilengkapi dengan bahan bakar,’’ ujarnya seperti dikutip Al Jazeera.