Bantuan ke Gaza Belum Mencukupi, Saling Lepas Tawanan Berlanjut

  • Bagikan
Ilustrasi kondisi di jalur gaza di tengah serangah Israel. ((nytimes.com))

Dia menjelaskan, dibutuhkan setidaknya 200 truk setiap hari untuk menyediakan pasokan kebutuhan hidup minimal bagi masyarakat Gaza. Mereka yang mengungsi berada dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Sudah ada laporan wabah penyakit di tempat penampungan. Namun, jika ingin Gaza kembali seperti sedia kala, dibutuhkan setidaknya seribu truk bantuan per hari.

’’Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan karena pengeboman jika kita tidak dapat memulihkan sistem kesehatan,’’ ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris.

Dia menggambarkan runtuhnya RS Al Shifa di Gaza Utara sebagai sebuah tragedi. Dia juga menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medisnya oleh pasukan Israel.

Saat ini masih ada 180 pasien dan 7 petugas medis di RS Al Shifa, 22 di antaranya adalah pasien cuci darah. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, unit dialisis di rumah sakit tersebut telah dibuka kembali dan menerima pasien.

Mereka meminta pasien cuci darah yang mengungsi untuk datang lagi. RS tersebut saat ini masih berada di bawah kekuasaan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Spesialis Bedah Plastik dan Rekonstruksi Prof Ghassan Abu-Sittah dalam konferensi pers mengungkapkan kengerian di RS Al Ahli Arab dan Al Shifa. Dia menyaksikan penggunaan amunisi fosfor putih oleh IDF. Israel sempat membantah menggunakan senjata semacam itu.

’’Setelah melihat pembantaian ini terjadi, membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan penghancuran semua komponen kehidupan modern. (Menguasai) sistem kesehatan adalah tujuan utama militer (Israel),’’ ujar Abu-Sittah yang telah bekerja di Gaza sejak 2009.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan