Lelah Mati Lampu Setiap Hari, Warga Makassar Dukung Mahasiswa Demo PLN

  • Bagikan
Aksi demonstrasi di depan kantor PLN UID Sulselrabar, Jl Hertasning, Makassar, Selasa 28 November

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi unjuk rasa kembali digelar puluhan mahasiswa di depan kantor PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Jalan Letjen Hertasning, Makassar, Rabu (29/11/2023).

Aksi demonstrasi yang kedua kalinya ini masih mengecam kebijakan PLN terkait pemadaman listrik bergilir di Kota Makassar dan sekitarnya dengan durasi paling lama 6 jam setiap hari sejak awal September 2023.

Aksi serupa juga digelar kelompok mahasiswa di lokasi dan tuntutan yang sama pada Selasa (28/11/2023) kemarin.

Beberapa spanduk dan poster berisi pesan-pesan protes mereka bentangkan menyoroti pemadaman listrik setiap harinya.

Tak ketinggalan, para mahasiswa juga membakar ban dan menutup separuh jalan sehingga kemacetan tak terelakkan.

Pantauan di lokasi, awalnya, para mahasiswa ini menutup separuh jalan yang mengarah ke Kabupaten Gowa.

Ada dua organisasi pengunjuk rasa pada hari kedua ini, yakni Garis Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar.

Untuk diketahui, mereka melakukan aksi unjuk rasa karena kecewa dengan pemadaman bergilir yang terus terjadi hingga saat ini.

Merasa tak digubris PLN, massa dari Garis Indonesia langsung menerobos masuk ke halaman kantor PLN.

Dalam aksi tersebut sempat terjadi ketegangan. Aksi kejar-kejaran hingga saling dorong antara petugas keamanan dan para mahasiswa tak terhindarkan. Para massa aksi memaksa masuk untuk menemui pihak PLN.

Warga Makassar mendukung penuh aksi unjuk rasa ini karena sudah sangat resah dan merugi dengan kebijakan pemadaman listrik setiap hari sejak tiga bulan terakhir.

"Semangat ki, barunya ada demo ku dukung," kata Ruzi.

"Cocok kalau demo ini, masyarakat mendukung," seru Chysa.

"Ayo warga Makassar gabung," timpal Toto.

PLN beralasan pemadaman dilakukan karena kekeringan yang berdampak pada debit air. Sehingga berpengaruh pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

"PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrim, khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik," jelas Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif.

Meski selama sepekan ini hujan telah turun, namun PLN menyebut belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.

"Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik," terangnya.

Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani pemeliharaan sehingga manajemen beban harus dilakukan.

"PLN memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan kami berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan," papar PLN. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan