PLN Siap-siap! Demonstran di Makassar Ancam Aksi Lebih Besar

  • Bagikan
Mahasiswa gelar aksi unjuk rasa di depan Kantor PLN, Jalan Hertasning Makassar terkait pemadaman listrik, Rabu 29 November

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Puluhan mahasiswa kembali menggelar demonstrasi di depan kantor PLN Sulselrabar di Jalan Hertasning, Makassar, Rabu (29/11/2023) sore.

Ini adalah kali kedua aksi unjuk rasa digelar, masih terkait pemadaman listrik bergilir yang melanda Kota Makassar dan sekitarnya setiap hari sejak September 2023.

Koordinator Lapangan, Wawan dalam orasinya menyebut, pihak PLN tidak mampu menghadirkan solusi atas pemadaman listrik yang telah menimbulkan banyak kerugian masyarakat.

Ditegaskan Wawan, jika pihak PLN masih belum memberikan solusi terkait pemadaman listrik bergilir, maka mereka akan melakukan aksi serupa dengan jumlah massa dan kekuatan yang lebih besar.

"Kami janji, ini janji kami, akan kembali ke sini dengan membawa massa aksi yang jauh lebih banyak jika pihak PLN tidak memberikan solusi atas apa yang menjadi keresahan masyarakat hari ini," tegas Wawan lantang.

Menurut Wawan, pihak PLN seharusnya memberikan solusi berupa ganti rugi atau kompensasi kepada pelanggan yang terdampak pemadaman listrik.

"Mestinya pihak PLN segera memberikan solusi maupun ganti rugi bagi masyarakat yang tertampak pemadaman listrik ini," tukasnya.

Wawan juga menyinggung mengenai pemadaman listrik yang terkesan tidak merata.

Dari pengamatannya, kata dia, perusahaan-perusahaan elit justru tidak terkena dampak dari pemadaman listrik.

Namun, hanya menyasar pemukiman padat penduduk yang notabene masyarakat kurang mampu.

"Selain itu pemadaman listrik ini tidak rata. Ada beberapa titik yang tidak pernah mengalami pemadaman sama sekali," imbuhnya.

"Ini jelas tidak becusnya pihak PLN dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengatasi dan menyeimbangkan pemadaman listrik bergilir," sambung dia.

Dituturkan Wawan, rakyat saat ini sudah sangat muak atas pemadaman listrik bergilir yang belum menemukan solusi tersebut.

"Rakyat sudah sangat muak atas pemadaman listrik bergilir yang belum berakhir. Malah durasi pemadaman ini semakin bertambah," ucapnya.

"Pihak PLN seakan tutup mata dengan kondisi masyarakat yang semakin banyak dirugikan imbas pemadaman listrik bergilir ini," tekannya.

Wawan juga menyinggung soal peraturan Menteri ESDM NO 18 Tahun 2019, dia mengatakan belum ada kompensasi yang diberikan kepada masyarakat.

"Kompensasi untuk masyarakat sesuai dengan peraturan Menteri ESDM NO 18 Tahun 2019 belum ada yang diberikan pihak PLN," tandasnya.

PLN beralasan pemadaman dilakukan karena kekeringan yang berdampak pada debit air. Sehingga berpengaruh pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

"PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrim, khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik," jelas Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif.

Meski selama sepekan ini hujan telah turun, namun PLN menyebut belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.

"Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik," terangnya.

Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani pemeliharaan sehingga manajemen beban harus dilakukan.

"PLN memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan kami berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan," papar PLN. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan