FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- PLN UID Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulserabar) memohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat terhadap pemadaman listrik bergilir yang dilakukan setiap hari dengan durasi 4-6 jam sejak September 2023.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami akan terus berupaya untuk menormalkan," tulis PLN Sulserabar di akun Instagram resminya, dikutip pada Kamis (30/11/2023).
Perusahaan pelat merah itu menyebut, debit air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sudah berangsur naik seiring dengan turunnya hujan beberapa hari terakhir.
"Oleh karena itu perlahan kami bisa mengoperasikan PLTA secara lebih baik. Kami mohon doa agar ini semua dapat segera kembali pulih utamanya bagi PLTU kami yang saat ini masuk dalam pemeliharaan," jelasnya.
PLN beralasan pemadaman dilakukan karena kekeringan yang berdampak pada debit air. Sehingga berpengaruh pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
"PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrim, khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik," jelas Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif.
Bukannya mendapat respons positif, penjelasan resmi PLN Sulserabar tersebut justru jadi bulan-bulanan hujatan warganet yang mayoritas warga Sulsel yang merasakan dampak pemadaman bergilir ini.
Sindiran demi sindiran pedasa dilancarkan warganet meluapkan kemarahannya terhadap kinerja PLN.
"Kasihan PLN minta maaf terus. Gaji elit, kerja harus elit juga dong," tulis pemilik akun @zhaifa***.
"Yth Bapak GM, kalo ga mampu silahkan mundur," sahut @altin***?
"Posting begini biar dikira kerja, padahal tidak," sindir @ahmad***.
"Omong kosong, terlalu banyak cerita," seru @sakti*** murka.
"Kompensasi untuk pelanggan apa nih? Jangan taunya kita telat bayar sehari aja sudah mau diputus," timpal @herman***.
Tak hanya di media sosial, kemarahan masyarakat juga diluapkan melalui aksi unjuk rasa yang digelar puluhan mahasiswa di depan kantor PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, Jalan Letjen Hertasning, Makassar, Rabu (29/11/2023).
Aksi demonstrasi ini masih mengecam kebijakan PLN terkait pemadaman listrik bergilir di Kota Makassar dan sekitarnya dengan durasi paling lama 6 jam setiap hari sejak awal September 2023.
Aksi serupa juga digelar kelompok mahasiswa di lokasi dan tuntutan yang sama pada Selasa (28/11/2023) kemarin.
Pemimpin aksi menyampaikan tuntutan mereka menyampaikan keluhan serta tuntutan penuh semangat.
Beberapa spanduk dan poster berisi pesan-pesan protes mereka bentangkan menyoroti pemadaman listrik setiap harinya.
Tak ketinggalan, para mahasiswa juga membakar ban dan menutup separuh jalan sehingga kemacetan tak terelakkan.
Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan sampai saat ini PLN tengah mengerahkan segala sumber daya untuk percepatan penguatan sistem kelistrikan.
Seperti diketahui, sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu, Poso (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan tersebut sangat bergantung terhadap debit air PLTA.
Dirinya menambahkan upaya TMC tersebut telah membuahkan hasil di mana hujan sudah turun di beberapa lokasi PLTA dan harapannya hujan akan turun secara kontinyu sehingga debit air dapat terus bertambah dan suplai listrik bisa kembali normal. (Muhsin/fajar)