FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Universitas Muslim Indonesia (UMI) berduka atas kepergian Dr (HC) HM Mokhtar Noer Jaya, Rektor ke-8 UMI, yang meninggal dunia pada usia 77 tahun. Jasanya akan terus dikenang.
Jejeran karangan bunga dari pelbagai relasi almarhum menghiasi bagian pagar depan rumah duka di Jl Abdurahman Basalamah, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Almarhum disalatkan ke Masjid Umar bin Khattab UMI dan prosesi pemakaman dilaksanakan di PKU Panaikang, sekitar satu kilometer dari rumah duka.
Dr. (HC). H.M. Mokhtar Noer Jaya, S.E., M.Si. tutup usia di RS Ibnu Sina UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Rabu dinihari, 29 November 2023, pukul 04.57 Wita. Ia lahir di Bone, 14 Agustus 1945 --tepat tiga hari jelang kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Mokhtar Noer Jaya memimpin UMI sebagai Rektor pada periode 1994-1998, menggantikan Prof Dr H Abdurahman A Basalamah (1984-1994).
Setelah masa kepemimpinannya, ia melanjutkan peran sebagai Ketua Yayasan Wakaf UMI hingga awal tahun 2023, ketika kondisinya tidak memungkinkan lagi untuk aktif berkontribusi, sehingga jabatannya digantikan oleh sang istri, Prof Masrurah.
"Kita masih berharap jika almarhum masih bisa memberikan wejangan dan nasihat dalam membangun UMI dan nasional serta tingkat global," ujar Ketua Dewan Pengawas Yayasan Wakaf UMI, Prof Mansyur Ramli, kemarin.
Prof Mansyur mengenang, almarhum bersama-sama dengan Abdurrahman Basalamah merupakan pilar utama dalam membangkitkan UMI dari kondisi sulitnya pada masa awal. Meskipun pada saat itu UMI belum memiliki banyak sumber daya, mereka berdua gigih dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pertumbuhan UMI.
“Mereka inilah yang sebetulnya sebagai titik tumpuh UMI, semua berkat perjuangan almarhum hingga UMI besar seperti sekarang," jelasnya.
Besar pengabdian almarhum kata dia, ketika UMI belum punya apa-apa, bahkan pernah mendapat cerita dari almarhum bahwa sepeser pun tak ada kas di UMI. Dengan niat dan tekad bahwa UMI akan besar, ia memperjuangkan mencari relasi yang bisa menopang UMI saat itu. Ia bahkan rela menjual aset pribadinya.
“Apalagi saat itu sempat UMI diambil alih sebagian terutama Fakultas Agama oleh IAIN. Maka di sini almarhum berjuang lagi,” tuturnya.
Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman menyatakan, almarhum Mokhtar Noer Jaya bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga guru dan tauladan yang baik. Peran besar almarhum dalam mendirikan UMI membuat amal jariahnya tetap hidup melalui keberlanjutan universitas tersebut.
“Kita mengingat beliau sebagai sosok yang penuh inspirasi. Kinerjanya tak hanya dikenang sebatas ingatan, namun menjadi contoh bagi kita semua untuk memajukan kampus UMI yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Rektor Universitas Islam Makassar (UIM), Prof KH Muammar Bakry dalam tulisannya juga menyebutkan, Mukhtar Noer Jaya, seluruh hidupnya diwakafkan untuk UMI.
"Apa yang dinikmati UMI saat ini tidak terlepas dari tangan-tangan dingin seorang Mukhtar Noer Jaya. Puncak pengabdiannya di UMI diamanatkan sebagai Rektor hingga menjadi Ketua YW UMI,” bebernya. (DEWI SARTIKA)