FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan massa didepan Kantor PLN Sulselrabar, Jl Hertasning, Makassar, berlangsung selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa-Kamis kemarin.
Aksi unjuk rasa yang terjadi sempat membuat Jl Hertasning mengalami kemacetan yang cukup parah. Antrian kendaraan mulai mengular dari arah Jl Pettarani Makassar.
Diketahui bahwa massa melakukan aksi unjuk rasa lantaran PLN secara terus menerus melakukan pemadaman. Banyak kerugian dialami masyarakat karena tidak bisa mendapatkan listrik 4-5 jam lamanya.
Koordinator aksi, Fahrul mengatakan, kedatangannya ke kantor PLN yakni untuk menuntut terkait pemadaman listrik secara bergilir.
Menurutnya, perusahaan energi plat merah itu harus memberikan kompensasi kepada masyarakat.
“Kami menuntut pihak PLN Sulselrabar memberikan kompensasi kepada masyarakat. Karena kebanyakan warga yang terdampak pemadaman listrik, namun pembayaran mereka malah naik,” kata Fahrul, Rabu 29 November.
Terkait pemadaman yang dilakukan PLN belakangan ini memang menjadi polemik tersendiri yang membuat masyarakat geram. Bagaimana tidak, hampir setiap harinya listrik dipandamkan 4-5 jam lamanya.
Banyak masyarakat yang dibuat kesulitan. Terutama mereka yang menjalankan usaha kecil. Terpaksa harus merugi karena tidak bisa memanfaatkan listrik yang menjadi kebutuhan utamanya untuk berjualan.
"Setengah mati listrik mati. Tidak bisaki pakai alat-alat seperti mesin pembuat kopi, wifi, dan lain-lain," ujar Wahyudi, salah seorang pemilik warkop di Jl. Antang Raya.
Diketahui sebelumnya, General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir hujan memang telah turun. Namun, itu belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu, kata Andy, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA. Pasalnya, sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik.
Sementara itu Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syarif mengatakan pihaknya melakukan penjadwalan dalam pemadaman.
“Jadwal manajemen beban kami atur seadil mungkin,” ungkapnya kepada fajar.co.id melalui pesan singkat.
Ia menjelaskan ada beberapa titik tertentu yang tidak dilakukan pemadaman. Karena menyangkut kepentingan publik.
“Mempertimbangkan pelayanan ke objek vital nasional serta pelayanan umum yang menyangkut nyawa manusia. Seperti rumah sakit, fasilitas Kesehatan dan sebagainya,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengakui memang beberapa titik seperti perumahan juga biasanya tidak terdampakm pemadaman.
Itu terjadi karena gardu induk fasilitas umum seperti Rumah Sakit (RS) sama dengan tempat tersebut.
“Jalur penyulang listrik dari gardu induk menuju pelayanan umum, RS, dll. Bisa saja melalui perumahan-perumahan atau lokasi-lokasi lain yang tentunya mengikuti kondisi jalur tersebut,” terangnya.
PLN UID Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulserabar) juga memohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat terhadap pemadaman listrik bergilir yang dilakukan setiap hari dengan durasi 4-6 jam sejak September 2023.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami akan terus berupaya untuk menormalkan," tulis PLN Sulserabar di akun Instagram resminya.
PLN menyebut, debit air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sudah berangsur naik seiring dengan turunnya hujan beberapa hari terakhir.
"Oleh karena itu perlahan kami bisa mengoperasikan PLTA secara lebih baik. Kami mohon doa agar ini semua dapat segera kembali pulih utamanya bagi PLTU kami yang saat ini masuk dalam pemeliharaan," jelasnya. (Arya/maj/fajar)