FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- PT PLN mulai memberikan kompensasi secara bertahap kepada 2,1 juta pelanggan di area Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, yang terdampak pemadaman listrik bergilir.
General Manager PLN UID Sulsel, Sultra, dan Sulbar, Moch Andy Adchaminoerdin, mengatakan, kompensasi manajemen beban dilakukan sesuai dengan Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya.
"Bagi pelanggan yang terdampak, PLN akan memberikan kompensasi pengurangan pembayaran bagi pelanggan kWh pascabayar. Sedangkan bagi pelanggan kWh prabayar, PLN telah menyalurkan kompensasi melalui penambahan kWh saat pembelian token," ujar terang Andy, Jumat, 1 Desember.
Ia memaparkan, bagi pelanggan pascabayar, kompensasi tersebut akan tersalurkan secara otomatis saat pembayaran tagihan. Di sisi lain, khusus pelanggan prabayar akan mendapatkan token kompensasi saat melakukan pembelian token terbaru.
Andy menambahkan, kompensasi dapat dicek di bagian paling bawah slip pembelian token. Selanjutnya, nomor token tersebut dapat diinput pelanggan prabayar di kWh meternya untuk mendapatkan penambahan kWh kompensasi.
"Bagi pelanggan prabayar yang sudah telanjur membuang slip pembayaran tanpa sempat melihat dan memasukkan token kompensasi jangan khawatir. Pelanggan dapat melakukan pengecekan melalui aplikasi PLN Mobile," pungkas Andy.
Cara melakukan pengecekan kompensasi dapat melalui aplikasi PLN Mobile. Aplikasi ini dapat diunduh melalui AppStore dan Playstore. Kemudian mengklik layanan Kelistrikan pada aplikasi PLN Mobile.
Selanjutnya memilih nomor ID pelanggan yang dimiliki dan riwayat pembelian token. Lalu menginput nomor token kompensasi yang tertera pada struk pembelian token.
Seperti diketahui, sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik.
Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan.
"Berkat keberhasilan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), beberapa PLTA sudah mulai beroperasi maksimal untuk menyuplai pasokan listrik," urai Andy.
"Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023. Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya (Jeneponto), sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024," sambungnya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Darmawangsa Muin, mengapresiasi kebijakan PLN memberikan kompensasi sebagai tanggung jawab perusahaan.
"Kami berharap PLN memiliki inovasi terbaru untuk sistem kelistrikan di Sulbagsel untuk ke depannya," imbuh Darmawangsa.
Kepala Perwakilan Ombudman Sulsel, Ismu Iskandar menambahkan, langkah PLN membuktikan bahwa hak masyarakat terlindungi dengan baik. (*)