FAJAR.CO.ID, GAZA– Mimpi buruk penduduk Gaza datang lagi. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali menyerang setelah gencatan senjata dinyatakan berakhir.
Di hari pertama serangan, Jumat, 1 Desember, setidaknya 70 orang dilaporkan meninggal dunia.
Israel kemarin juga menebar leaflet yang memerintahkan penduduk untuk mengungsi ke area Rafah. IDF tampaknya bakal meluaskan serangan ke wilayah selatan.
’’Anda sudah diperingatkan!’’ bunyi penekanan di bagian akhir leaflet yang disebar oleh IDF.
Puluhan ribu penduduk Gaza berusaha mencari tempat berlindung ke RS Nasser. Fasilitas medis di Gaza Selatan itu juga dipenuhi dengan korban luka akibat serangan Israel.
Salah seorang pengungsi, Mansour Shouman, mengungkapkan penduduk ketakutan dan memilih bertahan di mana pun mereka berada. Jalanan kembali menjadi tempat yang berbahaya.
’’Meski ada banyak tantangan, warga Palestina tetap teguh mempertahankan tanah mereka di sini. Mereka tidak ingin kejadian pada 1948 dan 1967 terulang kembali. Kami tidak akan meninggalkan tanah kami pergi ke mana pun, kami akan berusaha melawan apa yang dilakukan penjajah di sini,’’ ujar Shouman merujuk pada tragedi Nakba.
Saat itu Israel mengusir warga Palestina besar-besaran dan mengambil tanah
IDF tidak hanya menyerang Gaza. Malam sebelum gencatan senjata berakhir, mereka menangkapi 15 warga di wilayah pendudukan Tepi Barat. Di antaranya, di Jenin, Hebron, Tulkarem, dan Ramallah.
LSM Palestinian Prisoner’s Society mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober Israel sudah menangkap setidaknya 3.400 orang.
Sementara itu, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa Israel telah merusak segala upaya untuk memperpanjang gencatan senjata.
Kamis, 30 November malam, pembahasan gencatan senjata dilakukan. Mediator menawarkan tiga opsi dan Hamas menerima, namun Israel menolak semuanya.
"Setiap hari dalam tujuh hari terakhir gencatan senjata sementara, Israel bertindak dengan cara yang melemahkan keseluruhan proses,’’ ujar Hamdan seperti dikutip Al Jazeera.
Hamas masih memiliki 137 tawanan asal Israel. Brigade Al Quds yang merupakan sayap bersenjata kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) juga mulai membalas dengan menyerang kota-kota di Israel.
Suara sirene tanda peringatan terdengar di area selatan Ashkelon, Sderot, dan Beersheba setelah roket Brigade Al Quds ditembakkan.
Proses negosiasi masih berlangsung di Qatar. Banyak negara yang mendesak agar gencatan senjata kembali diberlakukan. Termasuk Jerman dan Prancis.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan penyesalan mendalam atas pengeboman terbaru yang dilakukan Israel di Gaza. Komunitas internasional diminta bertindak cepat untuk menghentikan kekerasan.
Dari tanah air, Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan, penggalangan dana untuk Palestina akan terus dilakukan hingga akhir tahun. Bahkan, jika serangan tidak berhenti, Baznas akan terus menggalang dana kemanusiaan.
Noor mengatakan sejak awal Oktober sampai saat ini, infak dalam rangka program Membasuh Palestina mencapai Rp 91,6 miliar lebih. Dari dana tersebut, yang sudah disalurkan sebanyak Rp 21,2 miliar.
’’Dengan jumlah penerima sebanyak 81.493 orang,’’ katanya di Jakarta kemarin (1/13).
Dia mengatakan, Baznas membagi tiga kelompok penyaluran dana kemanusiaan. Pada tahap darurat saat ini, disalurkan 30 persen. Kemudian, 20 persen untuk masa pemulihan.
Dengan catatan masa pemulihan ini ketika serangan sudah benar-benar berhenti. Lalu, sisa 50 persen digunakan untuk pembangunan atau recovery. (jpg/dir)