Masih Ada Pemadaman Listrik Bergilir, Buruh dan Mahasiswa Kembali Demo di PLN Sulselrabar

  • Bagikan
Sejumlah mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kantor PLN Sulselrabar. (Foto: Muhsin/Fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi demonstrasi kembali dilakukan aliansi mahasiswa di depan kantor PLN Sulselrabar, Jalan Letjen Hertasning, Kecamatan Panakkukang, kota Makassar, Selasa (5/12/2023).

Pantauan di lokasi, aliansi mahasiswa tidak sendiri, namun didampingi kaum buruh dan terbagi menjadi dua kelompok. 

Masing-masing merapatkan barisan di depan pintu masuk kantor PLN Sulselrabar dengan membakar ban.

Keduanya teridentifikasi dari Serikat Buruh dan Aliansi Mahasiswa Pemuda dan Rakyat.

Terdapat beberapa poin dalam aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa tersebut.

Akibat dari aksi unjuk rasa itu, terjadi kemacetan panjang dari arah Jalan AP Pettarani menuju ke Jalan Hertasning hingga ke batas Kabupaten Gowa.

Kendaraan baik roda dua maupun roda empat silih berganti membunyikan klakson kendaraannya akibat kemacetan yang terjadi.

Terlihat di lokasi, pihak kepolisian dari Polsekta Panakkukang berupaya mendinginkan suasana ketika massa aksi memaksa untuk menerobos pagar pintu masuk ke kantor PLN Sulselrabar.

"Pihak PLN tidak mampu memberikan solusi imbas dari kemarau berkepanjangan ini, pihak PLN Sulselrabar melakukan pemadaman listrik di berbagai wilayah Sulselrabar mulai Oktober lalu sampai sekarang," teriak Rahul, Jenderal Lapangan aliansi Mahasiswa.

Ditekankan Rahul, rakyat saat ini sudah sangat muak imbas pemadaman listrik bergilir ini yang belum berakhir.

"Malah, durasi pemadaman listrik pernah mencapai 6 jam. Pihak PLN seakan tutup mata dengan kondisi masyarakat yang semakin banyak dirugikan imbas pemadaman listrik bergilir ini," tandasnya.

Menyinggung soal kompensasi, Rahul menuturkan, apa yang diberikan PLN itu tidak adil dan tidak sebanding serta tidak merata dengan pemadaman listrik bergilir.

"Mulai dari oktober sampai sekarang lantaran masyarakat sudah membayar tarif yang sudah ditetapkan PLN," timpalnya.

Dari pernyataan sikap massa aksi, mereka membawa sedikitnya tujuh tuntutan, yakni:

1. Copot Menteri BUMN

2. Copot GM PT. PLN (Persero) SULSELRABAR

3. Mendesak PT, PLN (Persero) Perjelas Kompensasi Yang Belum Merata

4. Mendesak PT. PLN (Persero) Klarifikasi Terkait Kejelasan Terhadap Korban Kebakaran Akibat Dampak Pemadaman listrik

5. Mendesak PT. PLN (Persero) Memberikan Ganti Rugi Terhadap Warga Yang Mengalami Kerusakan Barang Elektronik Dampak Pemadaman Listrik Bergilir

6. Mendesak PT. PLN (Persero) Bertanggung Jawab Atas Kerugian yang Dialami Pelaku UMKM Akibat dari Pemadaman Listrik Bergilir

7. Transparansi Anggaran Operasional Penggunaan Bahan Bakar Minyak Jenis Solar Di PLTD

Di sisi lain, PT PLN (Persero) melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan pasokan listrik sehubungan dengan kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).

Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif mengatakan, PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrem.

"Khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik," kata Ahmad dalam keterangannya yang diterima fajar.co.id.

Beberapa hari terakhir, kata Ahmad, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.

"Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik," ucapnya.

Di sisi lain, dituturkan Ahmad, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan.

"PLN terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang," terangnya.

Dijelaskan Ahmad, saat ini penambahan pembangkit yang  sudah sinkron adalah sebesar 30 MW.  Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023.

PLN juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024.

PLN memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan kami berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan.

"Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit," pintanya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan