FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah mengambil tindakan lanjutan menyusul temuan enam kasus mycroplasma pneumonia di Jakarta melalui penyelidikan epidemiologi untuk memutus mata rantai penularan di masyarakat.
"Kami Kemenkes dua hari lalu mendapat laporan dari Dinas Kesehatan DKI. Setelah kami konfirmasi, saat ini ada enam kasus mycroplasma pneumonia yang pernah dirawat, karena sebelumnya memang sudah ada," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Rabu.
Ia menjelaskan bahwa keenam kasus mycroplasma pneumonia di Jakarta melibatkan pasien dengan rentang usia antara 3 dan 13 tahun. Informasi ini disampaikan setelah menerima laporan dari Rumah Sakit Medistra Jakarta yang merawat lima pasien, serta satu pasien dari The Jakarta Women and Children Clinic (JWCC).
Gejala yang dilaporkan mirip dengan pneumonia umumnya, termasuk munculnya ingus, sesak napas, serta gejala umum lainnya seperti panas, batuk, sakit kepala, dan sesak napas ringan.
"Kejadian di RS Medistra ada yang masuk rumah sakit, dua yang dirawat tanggal 12 dan 25 Oktober, kemudian yang lainnya rawat jalan di bulan November," ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium di RS Medistra, Maxi menyebut bahwa bakteri mycroplasma pneumonia ditemukan positif, dan Kemenkes telah melakukan cross-check sampel pasien di jaringan laboratorium pemerintah dengan hasil yang serupa.
Menanggapi laporan harian dari RS setempat, Maxi menyatakan bahwa seluruh pasien telah dinyatakan sembuh. Namun, sebagai tindak lanjut, Kemenkes kini sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kontak erat pasien.