Houthi Serang Kapal di Laut Merah, Arab Saudi Minta Amerika Serikat Menahan Diri

  • Bagikan
Pasukan Houthi sedang terbang di atas kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah. (Houthis Media Center)

FAJAR.CO.ID, MEKAH -- Aksi berani yang dilakukan militer Yaman dalam hal ini kelompok Houthi, terhadap fasilitas Israel dan Amerika Serikat mendapat perhatian Arab Saudi.

Arab Saudi yang selama ini memerangi Houthi Yaman dan kini mencoba melakukan normalisasi hubungan, meminta Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri atas aksi yang dilakukan Houthi.

Diketahui, kelompok Houthi belakangan ini gencar melakukan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, terutama yang berkaitan dengan Israel dan AS. Bahkan, Houthi telah menyita satu kapal milik Israel sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza.

Houthi juga kerap melancarkan serangan ke posisi Israel sejak perang Hamas dan negara Zionis itu berlangsung.

Houthi yang bersekutu dengan Iran telah terlibat dalam konflik yang telah menyebar ke seluruh Timur Tengah sejak perang Israel – Hamas meletus pada 7 Oktober.

Mereka melakukan perlawanan dengan cara menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran penting seperti Laut Merah dan menembakkan drone serta rudal ke arah Israel sendiri.

Kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman ini mengatakan, serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina, dan berjanji akan terus melakukan serangan tersebut sampai Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza.

Dilansir dari Reuters, Kamis (7/12), ketika Houthi meningkatkan serangan terhadap pelayaran selama beberapa minggu terakhir, dua sumber yang mengetahui pemikiran Saudi mengatakan bahwa Riyadh berpesan kepada AS untuk menahan diri.

Hal ini bertujuan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Riyadh sejauh ini senang dengan cara Washington menangani situasi ini, tambah sumber tersebut.

“Mereka menekan Amerika mengenai hal ini dan mengapa konflik Gaza harus dihentikan,” kata salah satu sumber.

Sebagai informasi, Riyadh tahun ini memang sedang menormalisasi hubungan dengan Iran dan berusaha keluar dari perang yang telah dilancarkan dengan kelompok militan di Yaman selama hampir sembilan tahun.

Sumber tersebut mengatakan Arab Saudi berusaha untuk memajukan proses perdamaian Yaman bahkan ketika perang berkecamuk di Gaza, karena khawatir hal itu dapat gagal.

Sementara itu, Yaman telah menikmati lebih dari satu tahun relatif tenang di tengah pembicaraan damai langsung antara pejabat Saudi dan Militan Yaman tersebut.

Sebagai informasi, Serangan militan Yaman tersebut selama perang Hamas-Israel telah meningkatkan profil mereka di kubu yang berpihak pada Iran yang juga mencakup Hamas, Hizbullah Lebanon, dan milisi yang didukung Iran di Irak.

Houthi telah muncul sebagai kekuatan militer besar di Semenanjung Arab, dengan puluhan ribu pejuang dan persenjataan besar berupa rudal balistik dan drone bersenjata.

Sumber-sumber senior di kubu yang bersekutu dengan Iran mengatakan kepada Reuters, bahwa serangan mereka adalah bagian dari upaya untuk memberikan tekanan pada Washington agar Israel menghentikan serangan terhadap Gaza.

Salah satu sumber yang berbasis di Teheran mengatakan, perwakilan Houthi telah membahas serangan mereka dengan para pejabat Iran selama pertemuan di Teheran pada bulan November.

Pertemuan tersebut menghasilkan persetujuan untuk melakukan tindakan dengan cara yang terkendali untuk membantu memaksa diakhirinya perang Gaza.

Sumber lain mengatakan, Teheran tidak bermaksud melakukan perang habis-habisan di kawasan yang akan berisiko melibatkan Iran secara langsung. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan