FAJAR.CO.ID, NEW YORK -- Perang antara pasukan militer Israel (IDF) dengan Hamas di Jalur Gaza yang sudah menelan belasan ribu nyawa, menjadi kekhawatiran tersendiri. Salah satunya mengenai ancaman keamanan global.
Melihat potensi ancaman global akibat perang Israel dan Hamas itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres telah keluarkan peringatan keras.
Dilansir dari Reuters, Kamis (7/12), Antonio Guterres secara resmi memperingatkan Dewan Keamanan mengenai ancaman global dari perang Gaza pada Rabu (6/12) kemarin.
Pria asal Portugis tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan dalam suratnya bahwa perang di jalur Gaza dapat memperburuk ancaman yang ada terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Ia menggunakan Pasal 99 Piagam PBB yang memungkinkannya untuk membawa perhatian Dewan Keamanan, setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. “Kita menghadapi risiko besar runtuhnya sistem kemanusiaan,” tulis Guterres.
Implikasinya terhadap warga Palestina tidak dapat diubah dan terhadap keamanan regional, katanya, sekali lagi menyerukan gencatan senjata kemanusiaan untuk diumumkan.
Menanggapi seruan Sekjen PBB tersebut, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan menuduh Guterres mencapai “moral rendah baru” dengan mengirimkan surat ke Dewan Keamanan.
Gilad Erdan menambahkan, seruan gencatan senjata hanya akan membiarkan teror Hamas. “Seruan Sekretaris Jenderal untuk gencatan senjata sebenarnya adalah seruan untuk mempertahankan teror Hamas di Gaza,” ujarnya.
Sejalan dengan Israel, Amerika Serikat (AS) juga menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood mengatakan, AS tidak mendukung tindakan lebih lanjut Dewan Keamanan saat ini.
“Namun, kami tetap fokus pada diplomasi yang sulit dan sensitif yang bertujuan untuk membebaskan lebih banyak sandera, lebih banyak bantuan mengalir ke Gaza, dan perlindungan yang lebih baik terhadap warga sipil,” kata Wood kepada Reuters.
Sebagai informasi, peringatan Sekjen PBB tersebut diutarakan ketika negara-negara Arab berusaha menggunakan peringatan ini untuk mendorong dewan menyerukan gencatan senjata dalam beberapa hari.
Negara – negara Arab yang dipimpin oleh Uni Emirat Arab (UEA) telah memberikan kepada dewan sebuah rancangan resolusi singkat.
Resolusi tersebut akan menindaklanjuti surat Guterres dengan menuntut “gencatan senjata kemanusiaan segera” dalam konflik antara Israel dan militan Palestina Hamas.
Para diplomat mengatakan, UEA bermaksud untuk melakukan pemungutan suara pada hari Jumat ketika dewan tersebut akan diberi pengarahan oleh Guterres mengenai Gaza.
Untuk dapat diadopsi, sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari lima anggota tetap yakni Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Perancis atau Inggris. (fajar)