Warga Rappocini Protes Akses Jalan Ditutup Oknum Pengusaha, Diduga Izinnya Disahkan Sepihak Oknum Pejabat

  • Bagikan
Warga Rappocini protes akses jalan ditutup oleh pembangunan aula.

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Warga Jalan Rappocini Raya, Kota Makassar mengeluhkan pembangunan di wilayah pemukimannya. Karena dianggap menutup akses utama jalan yang dilalui warga.

Pembangunan itu berada di Lorong 5 E, Jalan Rappocini Raya. Seorang pengusaha disebut akan membangun aula di tempat itu.

Pembangunan aula itu dinilai tidak melakukan sosialisasi pada warga terdampak. Warga pun melakukan protes.

Seorang konten kreator, Sarwandi Eka Sabrini membagikan video di akun Facebooknya yang memuat penolakan warga terhadap pembangunan itu.

“Ini warga kompak (menolak pembangunan tanpa sodialisasi). Mereka tidak ada kekerasan sedikit pun. Kita mau damai,” kata konten kreator yang juga kader PKS itu, dikutip dari unggahannya di Facebook, Kamis (7/12/2023).

Di keterangan unggahan itu, Sarwandi Eka Sabrini mengatakan izin pembangunan itu disahkan oknum pejabat setempat. Tapi tanpa melalui sosialisasi.

“Jalanan warga ditutup sama gedung yang dibangun oleh oknum pengusaha yang ternyata disahkan secara sepihak oleh oknum pejabat,” ujarnya.

Sementara itu, di dalam video, seorang warga, Badaruddin mengaku kaget dengan pembangunan itu. Karena tiba-tiba sebuah bangunan dibangun di jalan yang kerap dilalui warga.

“Kita warga jalani ini sudah lama. Tiba-tiba ada pembangunan tanpa sosialisasi. Itu yang mengakibatkan warga kaget. Kenapa ada pembangunan. Sampe mereka protes,” ungkapnya.

Badar mengatakan memang ada pejabat setempat, dalam hal ini RT dan RW yang sepakat dengan pembangunan itu. Tapi menurutnya, itu tidak bisa jadi representasi warga yang terdampak.

“Kan seharusnya jalan atau Fasumnya warga harusnya ada informasi dulu. Sosialisasi dulu. Katanya. Berdasarkan RDP sesuai aturan yang ada, karena dia sudah tanda tangan RT RW. Tapi kan itu tidak mewakili warga secara keseluruhan,” jelasnya.

“Kita kan pengguna harusnya kan ada pendekatan pada masyarakat. Itu yang kami tidak setuju,” tambahnya.

Ia mengungkapkan, warga sebenarnya seruju saja dengan pembangunan aula itu. Namun menurutnya, tempatnya tidak tepat.

“Bukan kami tidak setuju ada aula. Tapi tempatnya itu di jalanan. Jalan yang dilalui puluhan tahun,” imbuhnya.

Padahal, kata dia, jalan itu dilalui warga untuk ke pasar, juga ke area publik lainnya.

“Ini akses utama. Di sini adalah tengah. Warga yang mau ke pasar atau keluar lewat sini. Anak-anak mau ke sekolah juga lewat sini,” terangnya.
(Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan