"Anak-anak disabilitas, down syndrome butuh pendampingan ekstra. Kami hanya mempersiapkan agar mereka mandiri. Anak saya mengajarkan saya banyak hal, anak saya menjadi guru terhebat bagi saya. Saya belajar bersyukur," tuturnya.
"Anak-anak kami banyak ragamnya. Ada yang penyakit bawaan, terlambat jalan, hingga jantung bocor. Kami tidak malu memperjuangkan anak kami. Anak kami bukan aib. Mereka punya hak yang sama. Anak-anak kami penyayang dan peka. Mereka lihat perjuangan ibunya mendampingi mereka," kata Andi Rahmatullah.
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIV/Hasanuddin, Desi Totok Imam Santoso, mengatakan, ibu adalah pahlawan baginya. Merawat sejak dalam kandungan, dan menjadi tempat berkeluh kesah.
"Saya terlahir di keluarga TNI. Orangtua saya, dan kakek saya adalah TNI. Dan suami juga TNI. Saya merasakan, ibu saya memberikan contoh, dan saya ingin menjadi seperti ibu saya. Menjadi tegar, mandiri, bisa bermanfaat juga bagi orang lain," tuturnya.
Ketua IWAPI Sulsel, Ainun Jariah, mengatakan, semua ibu yang ada disini adalah ibu yang hebat. Bahkan dalam agama Islam disebutkan, hormatilah ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu.
"Ibu disebut sampai tiga kali. Surga dibawah telapak kaki ibu. Ibu bisa melakukan segalanya, dan ibu adalah malaikat tak bersayap," kata Ainun. (selfi/fajar)