Proses sintesis adalah proses yang menggabungkan beberapa input untuk menjadi suatu produk atau proses lanjutan. Misalnya di sebuah satuan pendidikan ada sebuah kolam air di belakang sekolah.
Kolam ini pagi inovator bisa menjadi input untuk proses analisis dan proses sintesis. Dengan sebuah kolam, bisa dikreasikan berbagai macam inisiatif dan program.
Sebaliknya kolam mini menjadi salah satu input untuk inisiatif dan program cakupan yang lebih luas, misalnya kerjasama dengan beberapa satuan pendidikan. Penghargaan atas inisiatif dan proses inilah yang penting dikembangkan
Keempat, kemauan di atas segalanya. Mencermati tantangan kedua dan ketiga di atas, nyata sekali bahwa faktor "mau" adalah faktor yang paling dalam dan asli.
Kemauan jenis ini adalah kemauan yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam. Kemauan yang muncul dari kesadaran, pandangan hidup, dan wawasan yang luas.
Di dalam memulai untuk mengimplementasikan P5, faktor kemampuan menjadi nomor dua. Apalah makna mampu namun tidak mau. Ketidakmampuan akan bisa diubah menjadi kemampuan tatkala ada kemauan.
Sebaliknya kemampuan bisa menjadi hilang ketika tidak ada kemauan untuk menggunakan kemampuannya itu untuk melakukan transformasi.
Kelima, memandang P5 adalah kesempatan dan peluang kemanfaatan. Para guru dan pimpinan satuan pendidikan adalah orang pilihan yang menjadi teladan untuk murid-muridnya.
Ketika mereka ini dalam memandang realitas lingkungan dengan pandangan individualis, maka semua realitas diukur dengan ukuran dirinya sendiri.