FAJAR.CO.ID, ACEH -- Nasib pengungsi Rohingya yang berdatangan di Indonesia semakin tidak menentu. Mereka hanya dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya akibat penolakan dari warga setempat.
Penolakan warga Indonesia terhadap pengungsi Rohingya itu karena dinilai kedatangan mereka diorganisir oknum tertentu yang mengejar keuntungan pribadi dan kelompok. Bahkan, Presiden Jokowi menduga adanya praktik perdagangan orang dalam masalah pengungsi itu.
Selain karena alasan tidak ada tempat untuk menampung para pengungsi, masyarakat juga kecewa dengan perbuatan dan perilaku para pengungsi Rohingya yang seringkali dinilai tidak sesuai dan menyimpang dari adat istiadat dan norma setempat.
Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia, terutama penduduk Aceh enggan menerima kembali para pengungsi Rohingya.
Diketahui, hingga saat ini ribuan pengungsi Rohingya yang datang dan mengaku terdampar di Aceh. Terakhir, Minggu (10/12) kemarin, dua kapal sekaligus telah mendarat di pesisir Aceh.
Salah satu kapal tersebut mendarat di pesisir Blang Raya, Kabupaten Pidie, dan kapal lain mendarat di pantai Blang Ulam, Kabupaten Aceh Besar.
Kedatangan etnis tersebut rupanya sempat beberapa kali mendapat penolakan dari warga setempat.
Namun para pengungsi Rohingya tampak enggan pergi dan berhasil mendarat di bibir pantai.
Akibat penolakan tersebut, para pengungsi di Kabupaten Aceh Besar pun dipindahkan untuk ditampung di tempat lain.
Namun sebanyak itu pula, warga lokal menolak kedatangan pengungsi Rohingya yang akan ditempatkan di lingkungan mereka.