Fajar.co.id, Makssar -- Indonesia menempati urutan kedua penyumbang kasus Tuberkolosis (TB) terbanyak di dunia. Persentasenya mencapi 9,2 persen, kedua terbanyak setelah India yang mencapai 28 persen.
Hal itu diungkap Penanggung Jawab Program TB Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Julia Junus, pada kegiatan pernyataan bersama upaya kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis, di Hotel Remcy, Kamis (14/12/2023).
Julia Junus merinci, jumlah suspect TB di India mencapai angka 2,9 juta penduduk atau paling besar sedunia dengan persentse 28 persen. "Indonesia berada di urutan kedua dengan suspect 969 ribu penduduk," katanya.
Julia Junus juga menjelaskan terkait peta jalan penanggulangan TB untuk tahun 2023 ini. Julia menyebutkan, khusus di Sulsel, jumlah penduduk berpotensi (suspect) TB mencapai angka 182.972 jiwa.
"Sementara yang terdata hanya berjumlah 24.829 jiwa. Ada pun yang diobati sebanyak 20.869 jiwa. Kasus TB ini seperti fenomena gunung es. Yang kelihatan atau yang terdata sedikit, sementara yang tidak terdata jumlahnya jauh lebih banyak," urainya.
Dia mengatakan 90 persen dari data tersebut, harus ditemukan dan diobati. Itu juga menjadi target. Tahun ini hasil temuan hanya 53 persen dari target. "Olehnya itu, perlu kolaborasi semua pihak untuk penanggulangan TB," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Sub Recipient Yamali TB, Kasri Riswadi, mengatakan bahwa TB masih jadi persoaln urgent. Ledakan kasus juga sudah sering terjadi. Pihaknya pun terus berupaya menemukan kasus TB di masyarakat. "Tren penemuan kasus sangat baik dalam beberapa bulan terakhir," katanya.