"Kami sadari, pemenuhan akses internet dan perangkat keras yang memadai di Fasyankes, menjadi kebutuhan dasar dan krusial dalam merealisasikan transformasi digital ini. Dari 1.370 fasyankes yang tersebar di 24 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan, baru 32 Fasyankes (2,34 persen) yang terkoneksi di platform SATUSEHAT. Dengan rincian, 19 Rumah Sakit, 5 Puskesmas, dan 8 klinik," ungkapnya.
Kondisi ini wajib menjadi atensi kita bersama. Pemerintah Provinsi harus berperan sebagai fasilitator, penggerak, dan pengawas dalam mendorong sinergi dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan.
"Untuk itu, saya juga mengimbau kepada bupati/wali kota bersama Dinas Kesehatan se-Sulawesi Selatan untuk segera menuntaskan kendala yang dihadapi saat ini agar digitalisasi ekosistem kesehatan dapat 100 persen terwujud di semua Fasyankes Provinsi Sulawesi Selatan," imbuhnya.
Melalui seminar ini, ia berharap agar semua mendapat wawasan dan pengetahuan dalam mengimplementasikan digitalisasi ekosistem kesehatan di Sulawesi Selatan dari para narasumber yang hadir.
"Saya yakin, dengan kerjasama dan sinergi yang baik antara pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh pemangku kepentingan di transformasi digital ekosistem kesehatan, kita dapat mewujudkan Sulawesi Selatan yang sehat dan sejahtera," tandasnya. (selfi/fajar)