Pusaka Kerajaan Gowa dan Bone Diletakkan Berdampingan, Jejak Persahabatan Karaeng Tunijallo dan La Tenri Rawe Bongkangnge

  • Bagikan
ILUSTRASI.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pusaka Kerajaan Gowa, Sudanga, dan Kerajaan Bone, La Tea riduni, pernah ditempatkan berdampingan. Saat perjanjian persahabatan antara Kerajaan Gowa dan Bone, kedua benda pusaka berupa kalewang itu diletakkan berdampingan.

Dalam bukunya "Sejarah Gowa," Abd Razak Daeng Patunru mencatat bahwa Sudanga dan La Tea riduni ditempatkan bersama di tempat keramat di dalam istana Raja Gowa.

Perjanjian persahabatan antara kedua kerajaan terjadi setelah jenazah Raja Gowa yang ke XI, I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data' Tunibatta, yang tewas dalam pertempuran melawan Kerajaan Bone diantar oleh empat orang bangsawan dan pembesar kerajaan Bone ke Kerajaan Gowa.

Pemulangan jenazah Karaeng Data' Tunibatta berkat usaha penasehat Raja Bone, Kajao Laliddo'. Raja Bone, La Tenri Rawe BongkangE MatinroE ri Gucinna pun menugaskan empat orang, yaitu Arung Teko, Arung Biru, Arung Lamoncong, dan Arung Sanrego, untuk menjalankan tugas tersebut.

I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data' Tunibatta kemudian digantikan oleh putranya, I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo.

Saat pelantikannya, Raja Bone, La Tenri Rawe BongkangE MatinroE ri Gucinna, didampingi oleh penasehat terkenal Raja Bone, Kajao Laliddo'.

Pada perjanjian persahabatan antara Kerajaan Gowa dan Bone, kedua pusaka itu diletakkan berdampingan.

Karaeng Tunijallo naik takhta sebagai Raja Gowa yang ke XII pada usia dua puluh tahun. Meskipun demikian, ia berupaya keras untuk memajukan kerajaan Gowa.

Karaeng Tunijallo menjalin persahabatan dengan kerajaan di luar Sulawesi Selatan, termasuk kerajaan Johor, Malaka, Pahang, Balambangan, Patani, Banjar, dan Maluku.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan