Abu Vulkanik Anak Krakatau Ganggu Aktivitas Warga di Desa Pulau Sebesi

  • Bagikan
Petugas membagikan masker kepada warga yang terdampak abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Desa Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. (ANTARA/Riadi Gunawan)

FAJAR.CO.ID, LAMPUNG -- Abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau selama beberapa hari terakhir telah mengganggu aktivitas warga di wilayah Desa Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Menurut Kepala Dusun Regan Lada di Desa Pulau Sebesi, Riko, sekarang ini warga mau beraktivitas ke luar rumah sudah tidak bisa leluasa lagi. Kita keluar enggak bisa naik motor. Kalau tidak pakai kaca mata, abunya masuk ke mata.

Riko menyampaikan bahwa warga desa telah merasakan dampak abu vulkanik selama hampir lima hari terakhir. Dia mengungkapkan keinginan warga untuk mendapatkan bantuan masker dan kaca mata, karena mereka tidak dapat beraktivitas akibat hujan abu vulkanik.

Angga Irawan, seorang warga Desa Pulau Sebesi, mengkhawatirkan dampak buruk hujan abu dari Gunung Anak Krakatau terhadap kesehatan. "Bagaimana tidak, kita ke luar rumah saja yang kita hirup udara itu sudah tidak sehat lagi, udaranya sudah bercampur debu, abu vulkanik, dan sangat mengganggu jarak pandang," ujar Angga.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada beberapa waktu, termasuk Sabtu pukul 07.35 WIB, pukul 08.26 WIB, dan pukul 10.24 WIB. Selama erupsi, gunung api itu melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter sampai 1.000 meter di atas puncak gunung.

PVMBG juga mencatat beberapa erupsi Gunung Anak Krakatau pada Selasa (12/12), Rabu (13/12), Kamis (14/12), dan Jumat (15/12). Menurut PVMBG, status Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, wilayah Kabupaten Lampung Selatan, berada di Level III atau Siaga.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan