Pius dan Haryanto sejak awal telah bergabung dengan Gerindra. Meskipun sebelumnya sempat berlabuh ke Partai lain.
"Makanya, Pius, Haryanto Taslam, ikut Gerindra sejak awal. Mereka berterima kasih kepada Prabowo," tandasnya.
Pius sebelumnya merupakan Panglima Brigade Siaga Satu (Brigas).
Masuk dalam gerbong gerakan pembaharuan PDIP yang ingin mengoreksi manajemen otoriter.
Saat itu, Pius tidak mendukung Megawati untuk kembali menjadi Ketum PDIP.
Beberapa tahun kemudian, Pius menjadi Wasekjen Partai Demokrasi Pembaruan tahun 2005-2007, menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Nasional tahun 2007-2008, dan akhirnya berlabuh di Partai Gerindra dan berhasil menjadi anggota DPR pada periode 2009-2014.
Adapun Haryanto, merupakan pengurus pusat PDI pro Mega. Dari informasi yang dihimpun, pada 8 Maret 1998, Haryanto diculik dan disekap 40 hari, lalu dibebaskan pada 17 April 1998.
Selanjutnya, Haryanto pindah haluan parpol. Dia gabung dengan Partai Gerindra 2009. Para aktivis 1998 terkejut lantaran persepsi saat itu menganggap aktivis 1998 tentu bermusuhan dengan Cendana dan Prabowo.
Tepat pada 2012, Haryanto menjadi anggota dewan pembina Partai Gerindra. Lalu pada 14 Maret 2015, Haryanto mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
(Muhsin/fajar)