Cegah Pengungsi Rohingya, TNI AU Lakukan Operasi Mata Elang 23 dengan Pengawasan Perairan Aceh

  • Bagikan
Ilustrasi - Sejumlah imigran Rohingya saat sempat mendarat di kawasan pantai Aceh Utara, Kamis (16/11/2023) (ANTARA/HO/Warga)

FAJAR.CO.ID, ACEH -- Kedatangan pengungsi etnis Rohingya ke Indonesia beberapa waktu belakangan yang terus meningkat, menjadi perhatian serius pemerintah. Betapa tidak, pelabuhan pengungsi itu melibatkan mafia Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Persoalan semakin menjadi rumit karena warga terutama di Provinsi Aceh mulai menyuarakan penolakan terhadap kehadiran para pengungsi itu. Warga resah dengan ulah yang kerap dilakukan para pengungsi tersebut.

Guna mengantisipasi melonjaknya kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia, pihak
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Lanud Iskandar Muda, mulai turun tangan dengan menggelar patroli udara di sekitar perairan Aceh.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Sultan Iskandar Muda, Kolonel Pnb Yoyon Kuscahyono mengatakan, patroli udara untuk operasi pengamatan ini dilakukan menggunakan pesawat CN 295 TNI AU.

Adapun pesawat tersebut disiapkan dari Skadron 2 Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Kegiatan patroli udara yang dilakukan oleh TNI AU ini merupakan aktivitas pengamatan yang diberi nama Operasi Mata Elang 23 dengan perairan Aceh sebagai fokus pengamatan.

"Hasil pengamatan Operasi Mata Elang 23 ini kami laporkan ke komando atas dan dikoordinasikan dengan TNI AL, kepolisian maupun pemerintah daerah," kata Kolonel Pnb Yoyon Kuscahyono, seperti dikutip dari JawaPos.com, Rabu (20/12).

Operasi itu sebagai bentuk dukungan TNI Angkatan Laut dalam memantau pelanggaran kedaulatan negara di perairan seperti maraknya imigran Rohingya yang masuk ke Aceh.

"Operasi ini juga melibatkan pesawat TNI AL Casa NC-212 dan helikopter dengan misi dukungan Operasi Tombak Segara-23. Operasi terpada ini untuk mengamankan perairan wilayah timur Aceh," ungkapnya.

Diketahui, geografis Provinsi Aceh berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah timur dan Samudera Hindia yang kerap menjadi jalur datangnya imigran ilegal Rohingya.

"Di wilayah perairan tersebut juga berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Singapura. Negara-negara tersebut memperketat masuk imigran Rohingya tersebut, jelasnya. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan