Tidak Ada Gunanya? Begini Konsep Islam Terkait Penyesalan

  • Bagikan
Ilustrasi

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Dalam kehidupan, penyesalan adalah suatu pengalaman yang tak dapat dihindari. Namun, jika penyesalan tidak diarahkan dengan bijak, ia bisa menjadi beban yang tidak bermanfaat. 

Islam mengajarkan kita untuk merenung dari kesalahan, tetapi juga menekankan pentingnya mengubah penyesalan menjadi pelajaran dan memandang masa depan dengan penuh harapan. 

Penyesalan tanpa tindakan seringkali hanya akan menyakitkan jiwa dan membebani hati. Allah SWT memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan bertaubat. 

Sebagai hamba-Nya, kita perlu meresapi setiap kesalahan sebagai bagian dari perjalanan menuju kedewasaan spiritual.

Tidak bijaksana jika kita terus-menerus terjerat dalam siklus penyesalan yang tak berujung. Sebaliknya, gunakanlah penyesalan sebagai cambuk semangat untuk melakukan perubahan positif dalam hidup. 

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya taubat itu adalah penyesalan". 

Dengan merenung dan menyesali kesalahan, kita membuka pintu taubat dan pengampunan dari Allah. Namun, penyesalan yang melahirkan perubahan positif adalah tanda bahwa kita telah memahami nilai sejati dari taubat.

Jangan biarkan penyesalan memadamkan cahaya harapan. Sebaliknya, hadapilah hari esok dengan tekad baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Setiap kesalahan adalah kesempatan untuk memperkuat iman, ketabahan, dan rasa tanggung jawab.

Dai kondang kelahiran Ujung Pandang, Prof. Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah mengatakan, ada penyesalan yang tidak ada gunanya di antara semua penyesalan. 

Sebelum pada tahap penyesalan yang tidak ada gunanya itu, KHB, akronim namanya mengajak untuk tidak malu berhijrah menjadi lebih baik. 

"Jangan pernah malu menjadi orang yang berubah menjadi orang lebih baik. Malu itu ketika kita menjadi orang yang lebih buruk," ujar KHB dikutip dari unggahan akun Instagram @kajian.salaf.id (21/12/2023). 

Dijelaskan KHB, peluang untuk beribadah yang disia-siakan setiap orang akan menjadi penyesalan di hari kemudian. 

"Ingat, peluang-peluang ibadah yang anda sudah sia-siakan, demi Allah anda akan sesali nanti," ucapnya. 

Di hari kiamat nanti, kata KHB, orang-orang seperti itu akan banyak menyesali kesempatannya semasa hidup di dunia. 

"Di hari kiamat nyesal, ya Allah, kenapa dulu saya tidak puasa Senin-Kamis. Nyesal, ya Allah kenapa dulu saya gak salat tahiyat masjid," KHB menuturkan. 

"Saya malah duduk di depan masjid, cuma ngobrol-ngobrol. Ya Allah kenapa dulu saya gak maksimal baca, bacanya cuma surat pendek. Kenapa bukan surat panjang yah," sambung dia. 

Ditegaskan KHB, jika ibadah saja disesali ketika di hari kiamat, maka dosa akan jauh lebih disesali tiap-tiap yang menghadap kepada Tuhan. 

"Ini, ibadah saja kita bisa sesali, apalagi kalau dosa. Padahal lebih parah itu. Menyesalnya luar bisa, padahal lebih parah itu," tandasnya.

KHB mengatakan, setiap peluang ibadah yang telah disia-siakan semasa hidup tidak akan bisa lagi diperbaiki. 

"Peluang-peluang ibadah yang anda sudah sia-siakan tidak akan pernah bisa diperbaiki," kuncinya. 

Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan tulus memohon ampun-Nya, mari kita tinggalkan penyesalan yang tak berguna dan melangkah maju dengan penuh keyakinan pada rencana-Nya yang lebih baik untuk kita. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan