FAJAR.CO.ID, PADANG -- Erupsi Gunung Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Tanahdatar, Sumatera Barat, Jumat (22/12), berdampak pada aktivitas fasilitas publik di provinsi itu.
Salah satu yang terdampak akibat erupsi itu adalah operasional Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pengelola bandara memutuskan menutup sementara operasional bandara itu akibat erupsi Gunung Marapi.
Keputusan penutupan sementara ini diambil pihak otoritas bandara menyusul terganggunya penerbangan, akibat debu vulkanik yang muncul setelah erupsi Gunung Marapi.
Letusan tersebut kemudian memicu terhambatnya aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau.
Adapun penutupan sementara aktivitas penerbangan di BIM ini mulai diberlakukan sejak pukul 16:00 hingga 22:00 WIB malam.
Kendati begitu, penutupan sementara penerbangan ini bakal berlaku kondisional dengan menyesuaikan situasi terkini.
Executive General Manager (EGM) Bandara Internasional Minangkabau, Indrawansyah membenarkan adanya penutupan sementara bandara.
Hal itu menyusul terjadinya erupsi Gunung Marapi yang menyebabkan terganggunya aktivitas penerbangan.
"Iya benar (ditutup), sementara akibat dampak abu vulkanik Gunung Marapi," kata Indrawansyah ketika dikonfirmasi Padang Ekspres, dilansir dari jawapos JawaPos.com pada Jumat (22/12).
Selain itu, Indrawansyah juga menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan jumpa pers agar masyarakat dapat mengetahui informasi tersebut. "Ini kita juga akan beritahu para penumpang," ujarnya.
Kepala BMKG BIM Kelas II, Dessindra Deddy juga membenarkan adanya penutupan bandara untuk sementara waktu terhitung mulai pukul 16.00 WIB.
"Benar. Hasil pengamatan kita abu vulkanik Marapi sudah dipastikan sampai ke BIM dan berbahaya bagi penerbangan. Makanya bandara ditutup sementara," ungkap Deddy.
Deddy juga menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengeluarkan rilis resmi terkait hal ini. (fajar)