FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 secara terang-terangan telah menyatakan dukungannya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies - Cak Imin (AMIN).
Tak sedikit yang menilai dukungan JK itu akan memberikan dampak yang besar kepada elektoral Anies khususnya di Sulawesi Selatan.
Analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menyebut deklarasi dukungan JK ke Anies bukan hal luar biasa.
Secara simbolik kata dia, arah dukungan JK mudah diprediksi. Sejak Rapimnas Partai Nasdem yang akhirnya memutuskan mengusung Anies, JK hadir dan memberi sinyal dukungannya.
“Secara historis, hubungan JK dan Anies juga sudah terjalin dan teruji dibeberapa kontestasi politik. JK sudah lama dianggap mentor senior bagi langkah-langkah politik Anies. Puncaknya ketika Pilgub DKI 2017, dimana sumberdaya dan jejaring politik JK diarahkan ke Anies, dan memilih berseberangan dengan arah dukungan istana,” tuturnya, Jumat, (22/12/2023).
Menurutnya, deklarasi dukungan itu memiliki plus minus. Plusnya membuat semakin kokohnya dukungan elektoral Anies.
“Dukungan JK bisa berdampak pada peningkatan sumberdaya dan logistik politik Anies menghadapi ketatnya kontestasi Pilpres 2024,” ungkap Andi Luhur.
Sedangkan minusnya kata dia adalah kekhawatiran kaum nasionalis sekuler, bahwa dukungan JK ke Anies akan mengkonsolidasi dan memobilisasi kembali dukungan gerakan Islam politik.
“Meskipun kekuatan Islam politik pasca gerakan 212 kini tidak lagi satu komando dan berdiaspora pada semua pasangan Capres-Cawapres,” tambahnya.
Terpisah, Pengamat Komunikasi Politik dari UIN Attock Suharto mengapresiasi pandangan politik sekaligus dukungan JK ke pasangan AMIN pada pilpres 2024.
“Itu adalah hak politik beliau. Sebagai tokoh nasional dan mantan wakil presiden, maka dukungan JK ke AMIN sangat berarti, terutama untuk menggaet pemilih di lumbung-lumbung suara JK seperti di Sulsel, di DMI, PMI dan perusahaan-perusahaan JK lainnya serta suara-suara dari loyalis JK di tingkat nasional,” jelas Attock.
Sebelumnya, pernyataan Jusuf Kalla itu disampaikan dalam acara silaturahmi yang digelar oleh Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Timnas Pemenangan AMIN, di Gedung Islamic Centre IMIM, Makassar, Selasa (19/12).
Dalam kesempatannya memberikan sambutan JK, sapaan karibnya bercerita bahwa Anies Baswedan boleh dikata adalah murid politiknya. Selama ini dirinya banyak memberikan masukan terkait permasalahan bangsa.
"Boleh dibilang saya mengajarkan politik Anies dulu di Universitas Paramadina tiap jumat kita makan siang sama-sama. Dan saya memberikan mereka isu-isu dan pengalaman politik tiap jumat. Dari situ saya mengerti bahwa Anies cepat mengerti persoalan dan memberi dasar pengetahuan untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Bagi JK, menjadi presiden tidaklah mudah. Harus tangguh dan memahami banyak hal terutama terkait dengan ekonomi.
Pasalnya, kata dia, ekonomi dunia menjadi tidak terkendali atau menurun dikarenakan banyaknya konflik peperangan antar negara. Makanya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham dasar-dasar ekonomi.
"Dunia lebih sulit lima tahun akan datang, ekonomi dunia sulit akibat perang di Gaza, Ukraina, belum lagi China dan Amerika yang saling bertentangan. Demikian juga Eropa. Jadinya ekonomi dunia menurun," beber JK.
"Laporan terakhir, ekspor kita menurun. Jadi kita pilih presiden yang tidak mau asal belanja. Karena itu, presidennya harus mengerti dasar-dasar ekonomi. Dan saya yakin yang memiliki dasar yang kuat tamatan ekonomi cuman Anies," imbuhnya.
Ditegaskan JK, cuman Anies yang kredibilitasnya teruji. Sebagaimana mantan Guberner DKI Jakarta itu tidak pernah diberitakan karena korupsi. Bahkan, ketika ada yang mencoba untuk mengaikatnya dengan kasus korupsi seperti Formula E, itu akhirnya gagal.
"Karena memang tidak ada soal di Formula E itu. Jadi integritasnya, kemampuan berpikir logika bagus, pengalaman, alhamdulillah ada banyak yang bagus. Karena itu maka kita kalau ingin membawa bangsa ini ke tempat yang baik harus pilih Anies," tegasnya.
Menurut JK, pernyataan sikap politiknya kali ini adalah sesuatu yang objektif secara peribadi. Sekalipun, dirinya memiliki batasan-batasan karena tidak lagi aktif di banyak kegiatan politik.
Namun demikian, ditegaskan tokoh bangsa asal Sulsel ini, dirinya akan salah jika tidak menyampaikan sesuatu yang baik.
"Jadi malam ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap (mendukung AMIN). Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk anda semua," tukasnya. (selfi/fajar)