FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Executive Jubir Kampung AMIN, Asri Tadda menyebut performa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam debat ini tidak buruk, hanya saja Gibran sepertinya lebih siap debat.
Meski substansi yang Gibran jelaskan kadang tidak nyambung dengan konteks pertanyaan yang diberikan.
"Tapi closing Cak Imin kembali menegaskan dengan sangat clear, bagaimana AMIN ingin melakukan perubahan bagi bangsa ini," kata pria yang juga Ketua Relawan Mileanies Sulsel itu.
Asri juga menjelaskan beberapa poin yang sempat menjadi sorotan dalam pernyataan Cak Imin. Misalnya terkait 40 kota yang ingin dibangun.
"Maksud beliau (Cak Imin) sebenarnya, bagaimana bisa menciptakan 40 kota yang secara kualitas sama dengan DKI Jakarta hasil karya Anies. Bukan membuat kota baru seperti IKN. 40 kota ini adalah existing city yang ada," terang Asri.
Analis politik Unismuh, A Luhur Prianto, menjelaskan bahwa Debat Cawapres debat sebenarnya merupakan instrumen engagment calon pemimpin dan warga negara. Warga negara, bukan sekadar pemilih, tetapi punya hak untuk mengetahui kapasitas calon pemimpinnya.
Bukan soal teknikalitas, tetapi tentang substansi yang menjamin akses dan pelibatan warga negara dalam proses-proses memilih pemimpinnya. Untuk itu, yang didorong adalah gagasan, bukan gimmick.
"Fokusnya pada tema debat dan tidak meluas kemana-kemana," katanya.
Terkait debat malam tadi, menurut Luhur semua cawapres memiliki standing yang berbeda. Gibran dengan agenda keberlanjutan dan penyempurnaan dengan narasi pembangunan. Mahfud hadir dengan pendekatan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi untuk mewujudkan pemerataan.