Milenial dan generasi X lebih banyak memberikan respons, masing-masing mencapai 68 persen dan 22 persen, sedangkan gen Z hanya 6 persen.
Gibran mendapatkan ekspos dan engagement terbesar dari perbincangan netizen, mencapai 69.259 post dengan engagement 2.425.615. Netizen banyak memberikan apresiasi terhadap performa Gibran yang dianggap sangat meyakinkan dan di luar ekspetasi.
Mahfud meraih ekspos 53.479 post dengan engagement 1.023.434, sedangkan Muhaimin mencapai 46.573 post dengan 1.306.364 engagement.
Gibran, meskipun meraih emotion trust cukup besar, juga mendapat emotion disgust atau kekecewaan paling besar di antara cawapres lainnya, sekitar 15 persen.
Netizen mencatat bahwa Gibran menggunakan strategi yang sama dengan Presiden Jokowi dalam menanyakan perihal singkatan maupun istilah yang sulit dipahami.
Mahfud, sebagai cawapres dengan tingkat perbincangan positif tertinggi, mencapai 65 persen, dibandingkan dengan Gibran 48 persen dan Muhaimin 33 persen. Sentimen positif Mahfud diikuti dengan emotion trust yang besar, mencapai 65 persen, tertinggi di antara cawapres lainnya.
Muhaimin, secara persentase sentimen, mendapatkan porsi yang relatif berimbang antara positif, negatif, dan netral. Emotion trust menjadi yang paling dominan dalam perbincangan Muhaimin, mencapai sekitar 35 persen, diikuti oleh emotion anticipation sekitar 20 persen.
Berdasarkan peta jejaring perbincangan netizen di Twitter/X, kelompok netizen netral mendominasi perbincangan sekitar 34,11 persen.
Netizen memberi julukan kepada Gibran sebagai 'El-Sulfat', Muhaimin sebagai 'El-Slepet', dan Mahfud dianggap sebagai sosok senior yang sopan dan menghargai lawan. Kelompok pendukung Gibran mencapai 25,42 persen, kelompok pendukung Muhaimin 19,51 persen, dan kelompok pendukung Mahfud 17,38 persen. (jpnn)