FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Irak pada Selasa, (26/12/2023) mengecam Amerika Serikat karena menyerang sejumlah fasilitas militer, menyebut tindakan AS itu sebagai "aksi permusuhan yang nyata."
Dalam pernyataan dari kantor media Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia al-Sudani menekankan bahwa tindakan AS tersebut bertentangan dengan upaya menjaga kepentingan bersama dalam membangun keamanan dan stabilitas di kawasan.
Baghdad menolak alasan Washington yang menyatakan bahwa serangan itu merupakan balasan atas serangan Irak terhadap pangkalan militer AS.
Kantor media tersebut mengkonfirmasi bahwa serangan AS telah menyebabkan kematian seorang tentara dan melukai 18 orang lainnya, termasuk beberapa warga sipil.
Pada hari Senin (25/12), Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa pasukan AS telah meluncurkan serangan yang diperlukan dan proporsional terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh Kataib Hizbullah dan kelompok-kelompok afiliasinya di Irak.
Mereka menegaskan bahwa serangan ini merupakan respons terhadap rentetan serangan terhadap personel AS di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran. (ant)
Kelompok-kelompok militan pendukung Iran di Irak dan Suriah telah melakukan serangkaian serangan terhadap pangkalan militer AS dan kepentingan Israel, baik di Irak maupun Suriah, dalam beberapa pekan terakhir. Serangan-serangan ini diyakini sebagai pembalasan atas dukungan AS kepada Israel dalam konflik mematikan di Gaza.