16 Mahasiswa Ditangkap Polisi, Buntut Penyerangan Kampus Swasta di Makassar

  • Bagikan
Para tersangka saat ditampilkan di depan awak media (Foto: Muhsin/fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Buntut dari penyerangan kampus swasta di Jalan Perintis Kemerdekaan, kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, sedikitnya 16 mahasiswa ditetapkan tersangka. 

Diceritakan Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib, peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada Senin (25/12/2023) sekitar pukul 02.30 Wita. 

"Kejadian tersebut telah dilaporkan bahwa telah terjadi adanya pengrusakan dan juga adanya korban yang luka," ujar Ngajib saat menggelar ekspose di Mapolrestabes Makassar, Rabu (27/12/2023). 

Setelah mendapatkan laporan, Ngajib menegaskan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan di kampus tersebut. 

"Langsung kita lakukan tindak lanjut, kita lakukan proses penyelidikan dan olah TKP," lanjutnya. 

Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengumpulkan beberapa keterangan dari saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut. 

"Kemudian pemeriksaan saksi-saksi dan kita melakukan penangkapan beberapa pelaku," ucapnya. 

Dari hasil penyelidikan, didapatkan 11 orang terduga pelaku yang melakukan penyerangan dan pengeroyokan.

"Kita bisa mendapatkan ada 11 orang yang terduga pelaku pengeroyokan dengan kerugian berupa barang dan luka pada korban," Ngajib menuturkan. 

Tambahnya, seiring berjalannya proses pemeriksaan, jumlah terduga pelaku bertambah lima orang menjadi 16. 

"Ada lima orang yang terbukti menggunakan membawa senjata tajam, yaitu di antaranya ada parang, badik, dan busur," tandasnya. 

Sebelumnya diberitakan, sebuah kampus swasta di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, menjadi sasaran serangan orang tak dikenal (OTK).

Insiden tersebut menyisakan kerusakan parah, khususnya pada salah satu ruangan, yang dokumentasinya terlihat dalam foto yang diterima fajar.co.id.

Kaca jendela ruangan yang berwarna hijau hancur berkeping-keping dan berserakan di lantai, menggambarkan intensitas serangan yang melibatkan tindakan merusak.

Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan di lingkungan kampus serta mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Peristiwa tersebut memberikan tanda tanya besar terkait motif di balik serangan OTK ini dan bagaimana dampaknya terhadap kegiatan kampus.

Ketua BEM Fakultas Teknik Astullah Jaya mengatakan, penyerangan itu terjadi saat mahasiswa sementara sibuk-sibuknya mengurus musyawarah jurusan.

"Cuma ada salah satu jurusan yang musyawarahnya di Fakultas. Di tengah-tengah musyawarah ini tiba-tiba ada yang mulai memancing," Astullah memulai ceritanya saat dihubungi awak media, Senin (25/12/2023) malam.

Dikatakan Astullah, para OTK itu beberapa kali mengelilingi fakultas dengan menggeber-geber motor. Hanya saja, anak-anak yang sementara melakukan musyawarah mengacuhkan hal tersebut.

"Beberapa kali nakelilingi fakultas gas-gas motor. Cuma nda digubris dulu sama anak-anak sampai ketiga kalinya mungkin datang, dia berhenti di depan fakultas. Gas-gas lagi, tidak lama kemudian ikut massanya dari belakang, langsung menyerang tiba-tiba," lanjutnya.

Diungkapkan Astullah, teman-temannya yang berada di fakultas sempat bertahan dan berusaha melindungi Fakultas.

"Sempat bertahan teman-teman, tapi kan kita perhitungan ta bukan persiapan konflik, sementara musyawarah. Jadi bertahan paling melindungi Fakultas," ungkapnya.

Seingatnya, OTK yang melakukan penyeragan tersebut berjumlah sekitar 50 orang. Mendatangi fakultas teknik dengan berjalan kaki.

"Yang menyerang, kalau yang saya perhatikan banyak, ada sekitar 40-50 orang. Mereka jalan. Praduganya kami ini disetting karena tidak ada kendaraan yang masuk. (Orang dalam yang menyerang) iye betul," ucapnya.

Akibat dari penyerangan tersebut, dituturkan Astullah, kondisi fakultas teknik saat ini dalam keadaan hancur. Hal itu terlihat juga dalam beberapa foto yang beredar.

"Kondisinya saat ini, fakultas itu kacanya sampai lantai 3 pecah. Sekret BEM hancur, rata habis memang dindingnya," tandasnya.

Selain bangunan yang rusak, kata Astullah, terdapat juga beberapa orang korban. Bahkan, dada seorang mahasiswa sempat disabet parang oleh OTK tersebut.

"Korban, ada beberapa orang kena batu dan ada juga yang sempat diparangi belakangnya. Tapi nda tembusji di bajunya, mungkin karena tebal jaket yang napake, cuma berbekas di belakangnya," terangnya.

Lanjutnya, saat ini pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut di Polrestabes Makassar. Begitupun pada pihak kampus, Astullah menyebut dia telah melakukan komunikasi dengan pihak Fakultas.

"Sempat masuk laporannya di Polrestabes, sudah divisum lukanya. Langkah-langkah, untuk sekarang ini komunikasi ke fakultas ji dulu. Karena belum ada dari Universitas buka suara. Karena secara kelembagaan teman-teman memang harus diusut tuntas ini siapa pelaku sampai terjadi kejadian kemarin," tandasnya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan