FAJAR.CO.ID, TEHERAN – Ketegangan di Timur Tengah kian meningkat. Kondisi ini dapat memperburuk perekonomian global yang sedang tumbuh setelah hantaman pandemi Covid-29.
Terbaru, Iran melontarkan ancaman setelah pihak Israel membunuh Brigjen Sayyed Razi Mousavi. Dia merupakan penasihat senior Garda Revolusi Iran (IGRC).
Mousavi juga merupakan teman dekat Jenderal Qassem Suleimani, kepala pasukan elite Al Quds Iran yang terbunuh pada 3 Januari 2020.
’’Israel pasti akan membayar kejahatan ini.’’ Ancaman itu dilontarkan Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Insiden itu terjadi saat Israel menyerang lingkungan Sayeda Zeinab yang terletak di dekat tempat suci umat Syiah di Syria.
Kantor berita resmi Iran IRNA, melaporkan bahwa Mousavi aktif dalam bidang pemberian dukungan logistik pada poros perlawanan di Syria.
Itu mengacu pada kelompok yang didukung oleh Teheran dan menentang Israel.
Dilaporkan ada tiga rudal yang diluncurkan Israel dan menargetkan Mousavi. Saluran TV pemerintah Israel menayangkan rekaman yang menunjukkan asap membubung dari area serangan.
Duta Besar Iran untuk Syria Hossein Akbari bahwa rumah sang jenderal menjadi sasaran pada pukul 16:20 waktu setempat pada Senin, 25 Desember. Bangunan itu hancur lebur dan jenazah Mousavi kemudian ditemukan di halaman.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Mousavi bertanggung jawab mengoordinasikan aliansi militer antara Syria dan Iran.
Namun, Akbari menegaskan bahwa Mousavi berada di Syria sebagai penasihat militer resmi.
"Kami bersumpah akan membalas kematiannya,’’ bunyi pernyataan IGRC.