FAJAR.CO.ID, PAPUA -- Hari yang seharusnya diwarnai keheningan dan penghormatan terhadap jenazah Lucas Enembe, eks Gubernur Papua, malah menjadi panggung kericuhan.
Kericuhan itu terjadi ketika sejumlah mahasiswa dan warga memilih untuk mengarak jenazah tersebut.
Proses pemakaman yang seharusnya berjalan khidmat dan tenang diwarnai oleh tindakan mahasiswa yang berusaha menyuarakan protes melalui aksi mengarak jenazah.
Kericuhan ini menciptakan suasana tegang dan meresahkan di tengah masyarakat.
Terlihat dalam video yang beredar di media sosial (Medsos), mahasiswa dan warga mengiringi dan memikul jenazah Lukas Enembe.
Lukas Enembe yang dianggap sebagai orang besar dan merupakan pemimpin Papua meninggal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta (26/12/2023).
Pengantaran jenazah Lukas Enembe justru saksi kericuhan yang berujung pada kecelakaan bagi Penjabat Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun.
Dalam aksi arak-arakan jenazah tersebut, PK Gubernur Ridwan Rumasukun terluka karena terkena lemparan batu oleh massa yang berusaha mengawal jenazah ke STAKIN GIDI Sentani.
Bukan hanya Ridwan Rumasukun, seorang prajurit TNI bernama Prada Nababan juga menjadi korban dalam insiden ini.
Ridwan Rumasukun terkena batu di kepala dan langsung diamankan oleh beberapa warga untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Sementara Prada Nababan juga mengalami luka akibat lemparan batu.
Kericuhan tersebut tidak hanya menyasar individu, melainkan juga menyerang warga lain yang berada di pinggir jalan.
Massa yang mengarak jenazah juga terlibat dalam pembakaran sebuah mobil dinas Polda Papua, menambah suasana tegang dan penuh ketidakamanan.
Dugaan adanya provokator yang awalnya melempari gedung-gedung di sepanjang jalan raya Sentani menjadi katalisator terjadinya aksi anarkistis ini.
Situasi semakin mencekam dengan perilaku brutal massa yang melempar warga dan membakar properti.
Di tengah kericuhan ini, jenazah Lukas Enembe akhirnya sampai di STAKIN GIDI Sentani.
Namun, suasana yang seharusnya diisi dengan kesedihan dan penghormatan malah berubah menjadi panggung kekerasan.
Ibadah pemakaman akan segera dilaksanakan sebelum jenazah dibawa ke lokasi penguburan, namun kericuhan ini meninggalkan dampak traumatis dan kekhawatiran terhadap keamanan di daerah tersebut.
(Muhsin/fajar)