FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Tim calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Sulsel telah menetapkan target suara. Pemetaan basis dan daerah dukungan juga dipetakan.
Ketiga pasangan calon yang bersaing, yaitu Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memiliki strategi dan harapan yang berbeda.
Pasangan Anies-Muhaimin tidak merinci target suara, namun mereka mengklaim bahwa basis dukungan mereka merata dan optimis dapat memenangkan pemilihan presiden dalam satu putaran.
Sementara itu, PDIP Sulsel menetapkan target khusus untuk pasangan Ganjar-Mahfud, dengan mematok perolehan suara minimal sekitar 31 persen dari total jumlah suara Sulsel.
Pasangan Prabowo-Gibran justru tampil lebih optimis, menyatakan keyakinan mereka untuk meraup suara hingga 60 persen.
Meski tanpa merinci strategi atau basis dukungan secara spesifik, pasangan ini menunjukkan tingkat keyakinan yang tinggi terkait potensi kemenangan mereka.
Ketua DPD PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri (ARW) mengakui, target realistis yang bisa dicanangkan. Meski mereka masih berupaya bisa mencapai perolehan di atas 50 persen.
"Kami target minimal 31 sampai 51 persen. Kan tidak boleh mau ngomong 51, 52 persen, jadi sekitar 31 persen minimallah, realistis,” ujarnya.
Meskipun target itu realistis, namun dia yakin bisa mencapai lebih dari itu. Sebab menurutnya PDIP sudah berpengalaman dalam menghadapi kontestasi politik. Kata dia, PDIP merupakan petarung. Tahun 1973 itu kan baru ada kursi, 1977-1997 baru berkampanye.
"Kami ini biasa berjuang, saya juga ke mana-mana tidak pernah ragu, tidak pernah takut dan tidak ada musuh. Saya tidak pernah bikin masalah, selama menjadi anggota DPR, amanah rakyat tidak pernah saya sia-siakan. Makanya, saya terpilih kedua kalinya. Kalau pernah tidak bagus, pasti yang kedua tidak ada yang pilih saya,” kata dia.
Dia juga mengaku tidak terpengaruh dengan posisi kandidat jagoannya di dalam survei. Sebab kata dia, Ganjar pernah melewati masa surveinya di bawah 10 persen, namun akhirnya bisa terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah.
”Tetapi beliau selalu kerja, kerja, dan kerja, akhirnya bisa jadi (Gubernur),” ungkapnya.
Dengan begitu, ARW tidak khawatir dengan kondisi survei yang fluktuasi. Itu dianggap sebagai hal normal dalam dunia politik. Sehingga, tugas utamanya adalah bekerja maksimal untuk mencapai target yang dicanangkan.
”Kalau sekarang umpamanya kita naik-turun, ya itu masih normal, tergantung isu politik. Kalau isu politiknya menguntungkan (paslon) 1 atau 2, ya pasti surveinya naik. Intinya kami kerja saja, yang penting aparat penyelenggara ini netral. Kalau netral ya kita enak juga, tidak ada beban dan kekhawatiran,” terangnya.
Dalam pesta demokrasi seperti ini, menurutnya, kerawanan pelanggaran cukup terbuka. Dia berharap, seluruh pihak yang seharusnya bekerja netral, tetap berada di jalur mereka masing-masing.
”Netral itu kewajiban bagi penyelenggara Pemilu. Buat apa juga penyelenggara Pemilu, penegak hukum atau TNI-Polri selalu mengampanyekan netralitas kalau tidak dilaksanakan, tidak satu kata dengan satu perbuatan. Itu akan menjadi kesan buruk,” tegasnya.
Sementara Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sulsel, Udin Shaputra Malik menegaskan, untuk memenangkan paslon jagoannya, sudah ada peta wilayah yang menjadi arena tarung mereka. Khususnya untuk wilayah yang menjadi basis suara besar bagi mereka.
Daerah-daerah dimaksud seperti Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Toraja Raya sampai Luwu Raya. Kata Udin, hal ini juga sejalan dengan gerakan partai politik koalisi yang ada di kubu Ganjar-Mahfud. Kata dia, semua basis parpol koalisi juga secara otomatis menjadi basis utama kekuatan Ganjar-Mahfud.
”Secara pemetaan, karena menurut kami koalisi ini solid, tidak ada kader yang tidak mendukung capres kami, maka semuanya all out. Jadi basis partai koalisi juga akan menjadi basis Ganjar-Mahfud,” kata dia.
Selain parpol koalisi, penguatan juga dilakukan melalui relawan dan komunitas yang sudah menyatakan dukungan kepada Ganjar-Mahfud. Hal ini juga menambah kekuatan mereka dalam menggerus suara lawan.
”Sebaran komunitas dan relawan Pak Ganjar-Mahfud hampir di semua kabupaten/kota yang ada di Sulsel. Alhamdulillah, yang terbesar memang ada di Makassar, Gowa, Maros, dan Toraja Raya. Itu yang kami rasakan saat ini cukup besar,” bebernya.
Setelah melihat pemetaan ini, Udin mengklaim gerakannya juga kian masif ke masyarakat. Sehingga, mesin tempur yang ada kini semakin maksimal dalam bekerja.
”Makanya gerakan kampanye kami sekarang terjun ke lapangan dengan menggerakkan mesin-mesin yang ada. Tentunya untuk membuka pemahaman masyarakat terkait figur Ganjar-Mahfud dan juga gagasan serta program yang diusung,” jelasnya.
Target Satu Putaran
Ketua TKD Prabowo-Gibran Sulsel, Andi Damisnur menegaskan, ada tiga wilayah yang menjadi basis utama suara kandidatnya. Pertama, Kabupaten Bone hampir dipastikan sebagai corong kekuatan besar untuk tingkat kabupaten.
”Kalau basis suara, sesuai dengan data atau peta penyebaran penduduk itu kan yang paling banyak, kurang lebih 580 sekian ribu, paling besar di Kabupaten Bone. Di sana kan ada 27 kecamatan kalau gak salah,” buka dia.
Selain Bone, Kabupaten Gowa juga menjadi basis unggulan suara Prabowo-Gibran di Sulsel. ”Kedua itu di Gowa. Jadi dua daerah itu merupakan lumbung suara karena jumlah penduduk dan pemilihnya lebih dari 500 ribu orang,” lanjutnya.
Terakhir adalah Kota Makassar. Kata dia, Makassar merupakan poros pertarungan bebas. Jumlah pemilihnya juga besar, sehingga layak dijadikan sebagai arena utama perebutan suara. ”Makassar ini kan kota. Tentunya itu juga jumlah yang paling besar. Karena Makassar ini kan ibu kota provinsi kan, jadi jumlah pemilihnya paling banyak,” ungkapnya.
Sementara Ketua Milenial Prabowo Gibran Sulsel, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman sebelumnya sudah menegaskan, arena tarung bebas ada di Makassar. Sehingga, Makassar juga menjadi basis kuat Prabowo-Gibran untuk meraup suara.
Selain Makassar, beberapa wilayah seperti Bone dan Toraja juga menjadi basis kuatnya. Itu mengacu dengan perolehan suara pada Pilpres sebelumnya. Sehingga, ini menjadi target realistis untuk meraih 60 persen suara dan menang satu putaran.
”Di Toraja itu menjadi basis kuat juga. Karena kan di sana kemarin bapaknya Mas Gibran menang, itu menjadi acuan kami juga. Jadi kami sekarang tinggal memaksimalkan pekerjaan saja,” kata dia.
Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta, Arief Rosyid Hasan juga meyakini, Prabowo-Gibran bisa menang dalam satu putaran. Dia menilai, hal itu bisa diukur dari sejumlah survei yang keluar dalam beberapa waktu belakangan. Kata Arief, hal itu bisa dijadikan patokan kemenangan yang sudah di depan mata.
”Hampir semua Survei nasional menyatakan Prabowo-Gibran menang. Dari data itu menunjukkan kemenangan sudah di depan mata, tinggal kita bicara menang satu putaran,” kata dia.
Bahkan mantan Ketua PB HMI itu yakin betul, 70 persen suara pemuda di Sulsel bisa diamankan untuk Prabowo-Gibran. Itu juga akan didukung dengan gerakan relawan, parpol koalisi dan pendukung dari kalangan masyarakat bawah.
”Target suara di Sulsel kita mau sapu bersih suara anak muda. Minimal 70 persen suara anak muda kita dapat. Saya kira teman-teman partai koalisi, caleg, relawan, pedagang UMKM semua solid,” kata dia.
Sementara pasangan AMIN, mereka juga menargetkan bisa menang satu putaran. Ini ditegaskan oleh juru bicara timnas AMIN, Ismail Bachtiar. Kata dia, tim bekerja ekstra bisa mewujudkan itu, terlebih setelah ada pernyataan dukungan dari Jusuf Kalla (JK).
”Kami senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk memenangkan AMIN. Kalau memang harus satu putaran, kami gas untuk satu putaran memenangkan AMIN, bukan cuma di Sulsel, tapi di seluruh Indonesia,” kata dia.
Para relawan meyakini basisnya sudah merata. Ketua Mileanis Sulsel, Asri Tadda juga telah menegaskan bahwa basis Anies di Sulsel cukup merata.
”Cenderung merata, misalnya Luwu Raya itu respon masyarakat sangat bagus. Jadi saya rasa di sana dan beberapa daerah lain menjadi basis kuat AMIN,” kata dia.
Sementara Ketua DPP Relawan Sulawesi Pejuang Anies (Resopa), Syarifuddin Borahima mengklaim, saat ini relawannya sudah bergerak sampai ke tingkat desa dan pelosok. Dia juga mengklaim sejumlah wilayah yang didatangi berpotensi menjadi basis besar suara Anies.
”Kami sudah satu tahun lebih bekerja. Yang terbaru, kami kunjungi sejumlah wilayah pelosok Gowa, Takalar dan Jeneponto. Respon masyarakat sangat bagus, saya kira itu pertanda bahwa di sana akan menjadi basis kuat pasangan AMIN juga,” terangnya. (wid/dir-ham)